tag:blogger.com,1999:blog-64603835625515498812023-11-16T17:46:14.094+07:00CoConuT Sessionsantai sejenak, seperti menikmati buah kelapa.. yumauLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.comBlogger42125tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-87469261117243232502016-03-09T17:17:00.001+07:002016-03-09T17:17:05.421+07:00<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Halo!</span><br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Sekarang blog saya pindah ke:</span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="color: #274e13;"><a href="https://catatanauliakhair.wordpress.com/">https://catatanauliakhair.wordpress.com</a></span></span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Verdana,sans-serif;">Thank you</span><br />
<br />
auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-70823543096644783242013-06-29T19:33:00.000+07:002013-06-29T19:33:00.695+07:00Solane Tubeross (Part 2)<br />
<i><b>ringkasan cerita sebelumnya:</b></i><br />
<i>Sudah dua hari Sandra bersembunyi di balik selimutnya. Bukan sakit, namun karena depresi akan kejadian buruk yang dialaminya. Kepada Bundanya, Ia menyatakan ingin bunuh diri. Sang Bunda pun kaget dan menasihati anaknya. Lalu sang Bunda mulai menceritakan sebuah kisah.</i><br />
<br />
"Ini bukanlah cerita Sidney Bradford yang terkenal itu, tapi anggap sajalah namanya... Solane Tubeross.", ucap sang Bunda sambil tersenyum.<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
* * *</div>
<br />
Akhir Juni 1960, Leeds.<br />
<br />
<br />
<i>"Whoooopppppp... </i><i>Whoooopppppp...</i><i>"</i><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHMHbuum5YQY1jLC9Du66vvZDQ2MZqRvZSW7CYvfGoQV1WW0SVm0mheDoTM0647MPUeMNFUu_G5WEpH6TFZofyh5P0p5fcfMHpDhRk4NW4hQSjjwZTRQss4M7Mk2rzPcVElV9RYzW3Irw/s1600/Train+sketch.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" height="201" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHMHbuum5YQY1jLC9Du66vvZDQ2MZqRvZSW7CYvfGoQV1WW0SVm0mheDoTM0647MPUeMNFUu_G5WEpH6TFZofyh5P0p5fcfMHpDhRk4NW4hQSjjwZTRQss4M7Mk2rzPcVElV9RYzW3Irw/s320/Train+sketch.jpg" title="http://www.lawesdesign.com/train06.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Suara klakson kereta api batu bara terdengar pekik di telingaku. Aku hanya tertawa mendengarnya. Seorang masinis gila sedang memainkan klakson tanpa tujuan, hanya untuk sekedar hiburan. Setiap kali membunyikannya, masinis tersebut berteriak dalam bahasa Spanyol, "<span class="short_text" id="result_box" lang="es"><i><span class="hps">Vamos</span> </i><span class="hps"><i>al Cielo!!</i>"</span></span>, dan tertawa-tawa sendiri.<br />
<br />
Ya, masinis tersebut bukan siapa-siapa, namun tidak lain tidak bukan adalah aku.<br />
<br />
Perjalanan dari Blackburn hari ini masih sama seperti minggu sebelumnya, panas dan menggairahkan. Terpaan angin segar dan teriknya matahari berubah menjadi hawa panas dan lembap seketika sampai di stasiun kota Leeds di akhir bulan Juni ini..<br />
<br />
Para pekerja urban turun dari kereta bagaikan rombongan marmut yang keluar dari gudang gandum yang dibakar. Anak yang menangis karena bertengkar, orang tua yang memanggil-manggil anaknya, pemuda yang mencari kopernya yang hilang serta orang-orang yang mengantri penuh sesak keluar kereta sudah menjadi menu sehari-hari stasiun kota yang lumayan besar ini. <br />
<br />
Aku tidak perlu melihatnya, tapi itu sudah cukup terdengar jelas di telingaku.<br />
<br />
Pemberhentianku tadi merupakan yang terakhir di hari ini. Selanjutnya aku akan beristirahat dari perjalanan di atas rel ini selama satu bulan. Tidak lama, tapi aku akan merindukannya. Ketika kembali nanti, aku berharap dapat menemukan warna yang lebih baik dari hari ini. <br />
<br />
Kuambil tongkat yang telah menjadi sahabat perjalananku bertahun-tahun, lalu turun perlahan di antara peron menuju pintu keluar. Menelusuri peron yang ramai ini tidaklah mudah. Beberapa orang sempat menawariku bantuan untuk berjalan sampai pintu keluar, namun aku pasti akan menolaknya. Di umurku yang masih 51 tahun, aku merasa masih bugar untuk berjalan keliling kota dengan tongkat tercintaku ini. Hampir seluruh organ tubuhku dapat bekerja dengan sempurna layaknya diriku 30 tahun lalu.<br />
<br />
Di luar telah menunggu Mr. Oriz Steven, seorang sahabat baik yang amat kuhormati.<br />
<br />
"Mr. Tubeross, anda selalu terlihat hebat seperti biasanya." terdengar suara Mr. Oriz dari arah barat. Suaranya yang begitu menyerupai penyanyi orkestra menjadi ciri khasnya yang mudah dikenali. Dia datang menghampiri dan menepukan tangannya yang lebar ke punggungku.<br />
<br />
"Ya, sama seperti anda yang selalu luar biasa ketika menunggang kuda lembah Ruhr kepunyaanmu", balasku.<br />
<br />
"Haha, anda juga selalu berlebihan" ujar Mr Oriz.<br />
<br />
Mr. Oriz kemudian membukakan pintu mobil dan mempersilahkanku duduk masuk ke dalam mobilnya. Lalu ia menyusul masuk ke dalam mobil dan duduk disebelahku. Kemudian sang supir membawa mobil melaju di tengah jalanan Leeds.<br />
<br />
"Minor keluaran baru?" tanyaku pada Mr. Oriz.<br />
<br />
Harum aroma rempah tembakau khas India tercium di mobil ini. Jok kulitnya pun masih baru, terasa seperti memiliki medan magnet dengan bulu tanganku.<br />
<br />
"Haha bukan, bukan milikku.. ini milik Mr. Cucumis Steven, kakakku. Ia mempersiapkan ini untuk menyambutmu, kawan. Tapi bagaimana kau tahu mobil ini baru?" .<br />
<br />
"Suara morris amat jelas... namun ini begitu halus. Ya, saya pikir ini baru." jawabku.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKOosILmo-TlFfz57cB7feCvaeIjOz6K7-543mKn9VpNr7OiDTZ2lr9gApAAyNstoR8ngRfT6uderhv9uAs_lhQKwiJesppIy0xJgrNDCiDDgAoWxovxW_8wf-waHfF-idjVkHKM4LyIQ/s1600/morris+minor+sketch.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" height="173" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKOosILmo-TlFfz57cB7feCvaeIjOz6K7-543mKn9VpNr7OiDTZ2lr9gApAAyNstoR8ngRfT6uderhv9uAs_lhQKwiJesppIy0xJgrNDCiDDgAoWxovxW_8wf-waHfF-idjVkHKM4LyIQ/s320/morris+minor+sketch.jpg" title="http://lowres-picturecabinet.com.s3-eu-west-1.amazonaws.com/122/main/3/417743.jpgLmNA2MqyXJ1bt7mdCGFZ0vJw&ust=1372335199536852" width="320" /></a></div>
<br />
"Kau memang peka dan berbakat Mr. Tubeross." ujar Mr. Oriz, "Semoga ketika kita sampai nanti kau akan menemukan dunia yang lebih baik lagi." lanjutnya.<br />
<br />
"Ya, Saya tidak sabar menunggunya", jawabku sambil tersenyum penuh harap.<br />
<br />
Mobil melaju cepat dan tenang. Suara mesin yang baru ini terdengar lebih baik dibandingkan suara lokomotif yang setiap hari kukendarai. Di perjalanan kami terdiam di dalam mobil ini, aku rasa masing-masing dari kami terhanyut dalam lamunan sembari menikmati perjalanan singkat ini.<br />
<br />
Aku dapat merasakan detak jantungku yang lebih kuat dari biasanya, tak tertahankan. Semua karena orang baik yang ingin mengubah hidupku ini. Aku berharap ini benar terjadi.<br />
<br />
Perkenalanku dengan Mr. Oriz adalah awal mulanya. Sebagai masinis, ribuan orang, ribuan mil, hingga ribuan jam telah kulalui di atas kereta api hitamku yang tercinta. Tak peduli bagaimana caraku mengendarai kereta ini, para penumpang hanya pergi dan lalu begitu saja, seperti halnya bohlam yang dihidupkan dan dimatikan seperlunya saja. Ketika rusak, maka bohlam tersebut akan dibuang. Aku takut akan menjadi seperti bohlam tersebut, walaupun sebenarnya aku tidak tahu bagaimana rupa benda itu.<br />
<br />
Aku pertama kali berjumpa Mr. Oriz setelah diperkenalkan oleh kerabatnya yang bekerja di stasiun Leeds. Pertama kali berkenalan, Mr. Oriz langsung terkesan dengan kehidupanku.<br />
<br />
Beliau terkesan bagaimana caraku mengendarai kereta, berjalan keliling kota, mengenali banyak orang, menggambar, menulis, hingga mengendarai sepeda. Semuanya memang terlihat sebagai kegiatan biasa bagi seseorang yang normal, namun tidak bagi diriku yang buta.<br />
<br />
Ya, sejak umurku 10 bulan, aku sudah kehilangan penglihatanku.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi07g8_dQLKCsQ4hhBUrU1cJ5p-xefzD1B-Kg2fmkjgwdZeU7DMED8HcSJClt_2O15E8q-YQGFjrsPdLGTswG3e8pcJxjIbNoeNcvR3gSbgr_CohDOiWUMJCsBaqhAlWq6N7hZs11piF8Q/s1600/old+man+with+stick.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi07g8_dQLKCsQ4hhBUrU1cJ5p-xefzD1B-Kg2fmkjgwdZeU7DMED8HcSJClt_2O15E8q-YQGFjrsPdLGTswG3e8pcJxjIbNoeNcvR3gSbgr_CohDOiWUMJCsBaqhAlWq6N7hZs11piF8Q/s200/old+man+with+stick.jpg" title="http://static.guim.co.uk/sys-images/Guardian/Pix/arts/2004/08/27/manfield3.jpg" width="100" /></a></div>
Mr. Oriz menganggapku sebagai orang yang paling berbakat yang pernah dikenalnya. Ia kagum dengan kemampuanku dalam mendefinisikan ruang dan suara tanpa menggunakan kemampuan visual. Sejak saat itu, kami langsung menjadi teman baik. Secara rutin ia mengunjungiku setiap minggu untuk sekedar mengetahui bagaimana caraku melakukan kegiatan yang dianggapnya mustahil untuk seorang buta.<br />
<br />
Aku tidak tahu mengapa aku dapat melakukannya, yang kutahu hanyalah menikmati hidup layaknya orang-orang normal. Dan aku menikmatinya.<br />
<br />
Lalu pada suatu ketika, tepatnya setahun lalu, Mr. Oriz memperkenalkanku pada kakaknya, Mr. Cucumis, seorang ahli kedokteran ternama. Ia tertarik untuk menyembuhkan mataku.<br />
<br />
Aku agak terkejut ketika itu. Sudah setengah abad hidup dalam kegelapan, kini aku diberi kesempatan untuk mengetahui warna kehidupan sesungguhnya. Aku sempat terdiam terpaku ketika mendengar kesempatan itu. Bila tidak mau juga tidak apa-apa, demikian yang dikatakan Mr. Oriz. <br />
<br />
Namun aku juga merasa takut, karena itu merupakan sesuatu hal yang terlihat mustahil bagiku, apakah mungkin mataku disembuhkan? apakah nanti aku akan celaka bila terjadi kegagalan? Tapi setelah dipikir-pikir, apa salahnya mencoba? Toh mataku juga tidak berfungsi juga saat ini. Sulit untuk berkata tidak pada kesempatan yang mungkin tidak datang dua kali.<br />
<br />
Akhirnya aku pun setuju untuk mengikuti penyembuhan mata tersebut. Kemudian aku dipertemukan dengan Mr. Cucumis, seseorang yang sedikit berbeda karakter dengan adiknya, Mr Oriz. Pembawaannya lebih tegas namun tutur katanya halus, seperti menandakan bahwa Ia adalah orang yang serius dalam bidangnya.<br />
<br />
Sudah berbagai penelitian dan terapi dilakukan oleh Mr. Cucumis padaku, kini saat final dari segalanya. Hari ini, operasi akan dilakukan.<br />
<br />
"Baiklah Mr. Tubeross. Kita sudah sampai" ucap Mr. Oriz sembari menepuk pundakku.<br />
<br />
Mobil yang kami kendarai telah berhenti di tempat tujuan. Lalu Mr. Oriz turun dari mobil dan seseorang membukakan pintu di sebelahku, kemudian terdengar suara wanita menyapa kedatanganku.<br />
<br />
<br />
"Selamat Datang." <br />
<br />
<br />
<i><b>(bersambung)</b></i>auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-70129513481612929622013-06-22T18:32:00.000+07:002013-06-26T19:06:08.580+07:00Solane Tubeross (Part 1)<br />
Minggu malam di bulan Juli. <br />
<br />
Bukan merupakan waktu padat bagi jalanan ibukota pada kondisi normal. Mayoritas manusia telah berpulang ke rumahnya menyiapkan stamina untuk hari esok. Namun jalanan hari ini masih juga ramai karena genangan air yang tak kunjung hilang di atas drainase ibukota yang seadanya. Suara klakson dan aroma karbon monoksida sudah seperti kebutuhan sekunder bagi warga Jakarta.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuOVK-J-3kJKsee8sRNhM5roU8RDFYJzOi6mWs-mlBSh2TayA0ITiH4XmMYiXFuVbJYNn1QF53-LZTpWAfJ4Q1_w3HKFTQZsTTJhrezRG2yHpWF5HKbpyxkY-axrziQuar-T-Ni_PF6JQ/s1600/rain+city.jpg" imageanchor="1"><img alt="sumber : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibE-_8APME2_idOJnbIADGZV75ssh3QPX1p-0juh-7enm8qxP80hIMGerTcQ64XHqVOoQ96kGD2Vr7Wc14akw6CJsRSpljXmNM3qEg3kelS9aKfOKyKcNAAfZf8K1p98mXLeslfUmqkgTE/s400/screamPhoenix_JoshBeatMe2it_1.jpg" border="0" height="287" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuOVK-J-3kJKsee8sRNhM5roU8RDFYJzOi6mWs-mlBSh2TayA0ITiH4XmMYiXFuVbJYNn1QF53-LZTpWAfJ4Q1_w3HKFTQZsTTJhrezRG2yHpWF5HKbpyxkY-axrziQuar-T-Ni_PF6JQ/s320/rain+city.jpg" title="Rainy City" width="320" /></a></div>
<br />
Anomali hujan di musim panas ini sudah pasti menjadi penyakit alam yang dapat dimaklumi. Tidak aneh melihat gerimis yang konsisten bekerja lama dari subuh hingga malam hari. Ya, hari ini gerimis turun sudah cukup lama.<br />
<br />
Tapi tidak selama Sandra berdiam dalam kamarnya.<br />
<br />
Dua hari lebih dua jam. Berarti sudah tepat 50 jam gadis 18 tahun ini bersembunyi di balik selimutnya. Hujan seakan datang menemaninya hari ini. Ia hanya keluar saat ke kamar mandi dan mengambil air putih. Untuk makan saja ibunya harus membawakan sendiri ke dalam kamarnya. Masih untung gadis itu masih mau melahap makannya walau hanya tiga sendok saja.<br />
<br />
"<i>Biip</i>" terdengar suara remote AC dari balik pintu kamar Sandra. Sang Bunda datang dengan membawa remote AC dan mematikannya.<br />
<br />
"Dingin sekali nak, 17 derajat.." ujar sang bunda pada anaknya yang masih tergeletak di tempat tidurnya. Lalu Ia duduk di kasur dan meletakan segelas cokelat hangat di atas meja.<br />
<br />
"Ini hari hujan, seharusnya AC kamu matikan supaya menghemat listrik." ucap bundanya.<br />
<br />
"Iya Bunda", jawab si anak dengan singkat.<br />
<br />
"Ya sudah, minum dulu ini cokelat hangat. Dari kemarin kamu kan makan sedikit sekali." si bunda mencoba membujuk anak tunggalnya itu.<br />
<br />
"He'eh, nanti diminum", jawab anaknya dengan singkat lagi.<br />
<br />
"Minum sekarang", ucap si bunda dengan lebih tegas.<br />
<br />
Akhirnya Sandra mengangkat badannya dan perlahan mengambil cokelat hangat yang berada disampingnya. Ia tidak ingin membuat ibunya marah. Ia selalu mencoba memakan makanan yang diberikan ibunya meski tidak berselera. Bunda merupakan orang tua tunggal bagi Sandra, begitu pula Sandra merupakan anak tunggal sang Bunda. Mereka hidup berdua di dalam rumah kecil yang berkecukupan.<br />
<br />
Sang Ayah sudah lama tiada. Sejak pertama masuk SMP, Sandra tidak pernah lagi ditemani Ayahnya berangkat sekolah. Kecelakaan kerja sang Ayah menjadi pukulan telak bagi kedua perempuan tersebut. Sang Bunda kini membanting tulang sendirian. Beruntung, Bunda memiliki karir yang bagus untuk menghidupi keluarga kecil itu.<br />
<br />
"Apa kamu masih sedih nak?", tanya sang ibu ke anaknya.<br />
<br />
"Hmmmm.." jawab si anak, tidak ingin berbicara.<br />
<br />
Bukan tanpa alasan Sandra berada di kasurnya selama dua hari. Ia tidak sakit, hanya depresi atas semua kejadian buruk yang datang kepadanya secara bersamaan.<br />
<br />
Semua berawal di hari kamis 3 hari lalu.<br />
<br />
Glen, pemuda 18 tahun yang amat dikenal Sandra yang menjadi awal awan hitam selama beberapa hari terakhir. Pemuda 175 cm, berambut ikal, dan berkulit coklat muda ini bukanlah kategori pria brengsek. Bahkan cenderung sebagai pria yang baik dan lurus. Hubungannya dengan Sandra berawal ketika mereka menjadi teman sekelas di SMA, lalu sahabat baik, dan akhirnya menjalin cinta di antara keduanya. Hubungan keduanya pun bertahan lebih dari dua tahun.<br />
<br />
Sebenarnya tidak ada salah dengan mereka. Saling pengertian dan akrab dengan masing-masing keluarga membuat Sandra dan Glen pantas diberi penghargaan pasangan paling serasi di acara perpisahan SMA bulan lalu. Sang Bunda pun mempercayai Glen untuk melindungi putri satu-satunya.<br />
<br />
Namun tidak ada yang menyangka, tidak ada angin tidak ada hujan, Glen memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka di hari kamis itu, secara sepihak. Sandra menolak, tapi tidak ada yang bisa diperbuatnya karena keputusan Glen sudah bulat, walau tanpa alasan yang jelas.<br />
<br />
Sebenarnya kerenggangan di antara keduanya sudah terasa selama 3 bulan terakhir. Hubungan yang amat lurus itu perlahan-lahan menimbulkan kembali sifat dasar yang dimiliki oleh mayoritas pria, yaitu rasa bosan atas hubungan yang terlalu sempurna.<br />
<br />
Belum selesai menuntaskan rasa tanya atas kejadian pahit yang menusuk hatinya, keesokan harinya Sandra kembali mendapatkan berita yang tidak kalah buruknya. Ia gagal masuk perguran tinggi pilihannya.<br />
<br />
Padahal selama SMA, Sandra merupakan langganan lima besar. Baik sebelum maupun ketika menjalin cinta dengan Glen, nilainya masih tergolong konsisten di atas rata-rata. Ia pun sangat optimis untuk mengejar jurusan kedokteran terbaik di negerinya. Namun sayang, usaha Sandra belum yang terbaik. Kini Ia tidak tahu harus melanjutkan pendidikannya dimana. Dua kenyataan pahit pun harus ditelannya bulat-bulat dalam dua hari itu.<br />
<br />
Perasaan yang sama seperti enam tahun lalu, ketika Ayahnya meninggal, kini datang kembali mengganggu kestabilan mental gadis berambut sedang itu. Sudah pasti air mata terkuras habis meski tidak akan membantu apa-apa. <br />
<br />
<br />
Tatapan matanya selalu kosong memandang langit-langit kamarnya yang berwarna putih. Ia merasa tidak memiliki masa depan lagi. Kehilangan ayah, kekasih dan cita-cita, kini Ia pun ingin kehilangan hidupnya.<br />
<br />
Ia ingin bunuh diri.<br />
<br />
Terpikir oleh Sandra untuk mengiris nadinya dengan pisau. Namun ia takut akan rasa sakit kematian. Ia bertanya pada dirinya sendiri. Ketika ia mati, apakah Glen akan menangis untuknya? Apakah ia akan masuk surga? atau neraka? Apakah ia akan bangun dari mimpi buruknya? Dan apakah Bunda akan baik-baik saja?<br />
<br />
Timbul rasa iba dalam diri Sandra ketika mengingat Bundanya. Ia tidak tega untuk meninggalkan ibunya tanpa keluarga tersisa.<br />
<br />
"San..." ucap sang bunda sambil mengelus rambut yang menutupi dahi anak tunggalnya.<br />
<br />
"Kamu mau bercerita sama bunda?" lanjutnya.<br />
<br />
Sandra menoleh ke mata ibunya. Kini ia terlihat bisa diajak berbicara.<br />
<br />
"Aku... ingin bunuh diri bun..." ujar Sandra jujur.<br />
<br />
"Apa!?", sang bunda <i>shock </i>mendengarnya. Nafasnya tertahan sejenak, lalu Ia melanjutkan,"Kenapa kamu berpikir seperti itu? Akal sehatmu kemana?!"<br />
<br />
Sandra hanya diam saja, lalu menarik selimut menutupi wajahnya yang kusut. Sudah pasti Bundanya akan kaget bila mendengar anaknya ingin bunuh diri. Ia merasa bodoh, kenapa Ia memberitahu ibunya? Ini akan membuat Ibunya semakin protektif kepadanya.<br />
<br />
"Nak...", Sang Bunda kembali mengelus rambut anaknya.<br />
<br />
"Ibu tahu kamu sedang depresi karena Glen dan gagal masuk perguruan tinggi... Tapi itu tidak berarti apa-apa nak, jalanmu masih panjang."<br />
<br />
Sandra masih terdiam di balik balutan selimut. Nasihat apa pun terlihat tidak akan mempan baginya.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZwOW35L2UOOgLNwvC6J-jdZUbTv6ekEUWyqxXJgtWmwXdGqhXL5Gcj5HWivK-g3v03QvPnrONXk06fkUrLFxRvZw_FgvEwsktaf6rCDhCsDaaQ5oo4WzYriqWS66OI9HFyiMcAXAKrX0/s1600/sketch+tidur.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" height="182" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZwOW35L2UOOgLNwvC6J-jdZUbTv6ekEUWyqxXJgtWmwXdGqhXL5Gcj5HWivK-g3v03QvPnrONXk06fkUrLFxRvZw_FgvEwsktaf6rCDhCsDaaQ5oo4WzYriqWS66OI9HFyiMcAXAKrX0/s320/sketch+tidur.jpg" title="http://fc09.deviantart.net/fs50/f/2009/288/8/4/girl_on_bed_sketch_by_philorion7.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
"Ibu jadi teringat sebuah cerita.." lanjut ibunya lebih tenang.<br />
<br />
"... Tentang seorang pria dari negeri Eropa sana."<br />
<br />
Sang bunda lalu naik ke tempat tidur Sandra, kemudian membuka selimut, dan tidur berdampingan dengan anaknya di balik selimut.<br />
<br />
"Kisahnya memang tidak berbeda, tapi dia bukan Sidney Bradford yang terkenal itu, ya anggap sajalah namanya...", ucap sang Bunda sambil tersenyum.<br />
<br />
"..Solane Tubeross."<br />
<br />
<i><b>(bersambung)</b></i>auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-14438305435236579272013-06-15T00:00:00.000+07:002013-06-15T00:00:05.169+07:00Mein Traumauto!<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Tuhan,</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Saya jatuh cinta...</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Sama mobil antik yang satu ini. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA7kLMpElIzwJ_34oyjDQJoNPbn0UbP9i9PG3Yp0oJS5UE2lcw126O8ZE3Vsl1OF8Qaxxjt54ANUQ1-0ASZyuD8I5WS7X7TUflEE0gkJXEz2bg3KLNIddLruH5k_wQRL8486bwCJ0qh7M/s1600/web-ready-cooper-s.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA7kLMpElIzwJ_34oyjDQJoNPbn0UbP9i9PG3Yp0oJS5UE2lcw126O8ZE3Vsl1OF8Qaxxjt54ANUQ1-0ASZyuD8I5WS7X7TUflEE0gkJXEz2bg3KLNIddLruH5k_wQRL8486bwCJ0qh7M/s320/web-ready-cooper-s.jpg" width="320" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i><b>Morris Cooper</b></i> </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i><span style="font-size: xx-small;">(sumber gambar: <a href="http://www.image-post.co.uk/media/catalog/product/cache/1/image/500x/9df78eab33525d08d6e5fb8d27136e95/w/e/web-ready-cooper-s.jpg" target="_blank">google</a>) </span></i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />
Orang-orang mengenalnya sebagai mobil Mr. Bean. Tapi bukan karena Mr. Bean saya jadi kepengen mobil itu.<br />
<br />
Jadi ceritanya begini..<br />
<br />
Hahhhh.. Karena lagi males banget cerita panjang-panjang kayak pake Part1, Part 2, dst, jadi dipendekin aja deh.<br />
<br />
Intinya:
2.5 tahun yang lalu, setelah pertama kali melihat posternya di mangga
2, gua langsung terobsesi nyari-nyari info mobil ini di internet.
Akhirnya singkat cerita ogut mendapatkan rangkuman yang dapat
menggambarkan mobil ini:<br />
<br />
<i>Kecil, bersejarah, antik, bisa ngebut, dan cantik.</i><br />
<br />
Kecil berarti lincah, anti macetlah..<br />
Bersejarah, kalau cari di mbah gugel, anda bisa tau alasannya.<br />
Antik, saya paling suka model yang taun 70an<br />
Ngebut? liat sendiri videonya di youtube.<br />
Cantik. relatif sih. tapi kata mata saya ini cantik. titik. <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/LaYaSWyrE2M?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<br /><br />
Tau film <i>Italian Job </i>kan? film yang pake mobil new mini cooper kejar-kejaran sama polisi? Keren kan ya? Tapi itu masih film <i>remake-</i>nya. Yang asli juga mantap, ceritanya ga jauh beda tapi pake teknologi jadul, dan tentu aja.. pake<i> morris cooper</i> jadul bok! coba cari deh di google, film <i>Italian Job 1969</i>.<br />
<br />
Mantap kan ya?<br />
<br />
Yah tapi ga bisa beli sekarang lah bok.. tunggu duit kekumpul dulu.. Setelah kebutuhan primer udah bisa dipenuhin sendiri untuk keluarga dan lain-lain, baru nanti beli mobil ini sekedar buat hobi. <br />
<br />
Salam bijaksana.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX1Em-PjPinwThsA3TjP8l7WRMP8KdtPcVCkmNxOO8q_SbKUfTBBbCWQqBOKNbZ5jx-FJCRT_X04qxrLzeGBJxvi2F7M4QBg-CJk42IeBTRJDhOkmNCZ_0eRfRoWrx-KKdf3t8w6Hjjw/s1600/IMG00529-20110423-1410.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX1Em-PjPinwThsA3TjP8l7WRMP8KdtPcVCkmNxOO8q_SbKUfTBBbCWQqBOKNbZ5jx-FJCRT_X04qxrLzeGBJxvi2F7M4QBg-CJk42IeBTRJDhOkmNCZ_0eRfRoWrx-KKdf3t8w6Hjjw/s320/IMG00529-20110423-1410.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
(<i>contoh mini morris lokal yang pernah masuk iklan tivi katanya)</i></div>
auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-54508772887601707712013-06-08T23:34:00.000+07:002013-06-08T23:34:00.525+07:00Defending Our Home (Part 4)<div dir="ltr">
<br />
<b>ringkasan</b><b> </b><b>cerita</b><b> </b><b>sebelumnya</b><b>:</b><br />
<i></i><br />
<a href="http://auliakhair.blogspot.com/2013/05/defending-our-home-part-2.html" target="_blank"><i>Pikiran si bocah hitam terpaku pada panzer dan tentara yang berjaga di dekat rumahnya. Tidak sedikit warga yang ikut berpartisipasi dengan membawa senjata sederhana untuk melindungi diri. Anak-anak pun tidak kalah eksisnya dengan membawa peralatan perang mereka masing-masing. Sedangkan si bocah hitam hanya terbengong saja dengan tangan kosong melihat teman-temannya yang bersenjatakan lengkap. Akhirnya bocah hitam berlari ke rumahnya mencari ide peralatan yang akan digunakannya. Di saat yang bersamaan, para demonstran hanya berjarak setengah jam dari sana.</i></a></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Awal Mei '98. </div>
<br />
Hari Sabtu jam setengah empat sore.</div>
<br />
Si bocah hitam masih mengobrak-abrik lemari pakaiannya. Dibukanya laci kecil yang terdapat di dalam lemari kayu tersebut. Tangan kecilnya masuk ke dalam laci sembari meraba-raba bagian paling dalam laci tersebut. Dan ketemu!<br />
<br />
<div dir="ltr">
Ja! Sebuah ketapel!</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Si
bocah hitam <i>mengelap </i>ingus yang tiba-tiba keluar di hidungnya. Ia baru
ingat ketapel buatan tangannya yang disimpan di lemari selama 3 minggu.
Sebenarnya emaknya sudah menyuruhnya untuk membuang ketapel itu karena dianggap
berbahaya. Tapi si bocah hitam tidak tega membuang karyanya yang dibuat dengan
susah payah itu, lalu menyimpannya dalam kotak rahasia pribadi di dalam lemari pakaian.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Kemudian
ia membuka tasnya. Di dalamnya terdapat perlengkapan pramuka yang
seharusnya dipakainya pada ekstra kulikuler pramuka hari itu. Dasi merah putih yang telah diikat cincin berwarna emas, peluit dan talinya yang berwarna merah, tali tambang putih, dan seragam pramuka telah dilipat rapih di atas tempat tidur. Dalam benaknya si bocah hitam merencanakan untuk memakai pakaian lengkap tersebut ketika perang terjadi.</div>
<div dir="ltr">
<br />
Dengan skill tali tambang yang didapatnya melalui ekskul Pramuka, ia memanjat pohon di depan rumahnya dan membuat jebakan seperti di film <i>Home Alone </i>yang pernah ditontonnya. Sebuah ember dibawa dan direkatkan menggunakan tali tambang dengan menggunakan katrol kecil yang telah dipaku di atas pohon. Dengan sehelai benang tipis disambungkan dibawahnya sehingga bila ada penjahat yang menyentuhnya, maka tali benang tersebut akan bereaksi menarik katrol yang membawa ember tersebut jatuh tepat diatas orang yang melewatinya.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Yah, walaupun hanya khayalan, sepertinya bocah tersebut terlalu terobsesi menjadi Kevin di film Home Alone 1 & 2.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Sebuah belati pramuka kecil dengan berkepala garuda dikeluarkan dari tas. Si bocah kecil ini berpikir, belati ini akan menyempurnakan perlengkapan perangnya dihadapan teman-temannya. Ia memandang rupa belati berukuran 10 cm yang berwarna cokelat dan sedikit karatan itu. Bocah tersebut kemudian tersenyum, Ia merasa seperti Rambo. Tidak akan ada yang tahu tumpulnya belati itu, untuk mengupas kentang saja tidak mampu. </div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Si bocah hitam meregangkan tangannya ke atas, menarik seluruh ototnya yang pegal. Ia telah selesai mempersiapkan peralatannya. Tinggal waktu saja untuk memamerkannya ke hadapan teman-temannya di luar. Ia melihat Jam dinding di kamarnya. Waktu menunjukan pukul 16.10. </div>
<div dir="ltr">
</div>
<div dir="ltr">
Tiba-tiba ia teringat sesuatu.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Si bocah hitam kecil berlari keluar kamarnya, lalu menyalakan televisi di ruangan tengah.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
"Baru ingat sekarang ini kan hari sabtu!" Pikir si bocah.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Ia mengganti-ganti channel televisinya hingga berhenti di stasiun yang sedang ia cari, TPI.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Si bocah hitam baru saja teringat acara favoritnya setiap sabtu sore, <i>Looney Toons </i>pukul 16.00 dilanjutkan <i>Snoopy </i>pukul 16.30. Ia merasa keberatan untuk melewatkan aksi konyol Bugs Bunny dan Snoopy, walaupun terkadang banyak episode yang sudah pernah ditayangkan sebelumnya. Ternyata benar, acara tersebut sudah dimulai, dan bocah hitam pun duduk manis di depan TV.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Akhirnya rencana perangnya pun terlupakan begitu saja.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: center;">
* * *</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Seperti biasa, Bugs Bunny yang selalu membuli pemburu dan Snoopy yang selalu mujur merupakan inti cerita dari acara di sore itu. Walaupun sudah pernah ditonton, tetapi si bocah hitam tidak pernah bosan terbahak berulang-kali.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
</div>
<div dir="ltr">
"Jadi kayaknya bla bla bla bla.. Oh iya? wahh bla bla bla..". Terdengar beberapa orang mengobrol masuk mendekati rumah.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Bocah hitam tersentak. Dia baru ingat akan rencananya memakai pakaian pramuka untuk perang. Dilihatnya jam di dinding menunjukan pukul lima sore. "Gawat! aku telat!" gumammya. Dia bergegas ke depan pintu rumah.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Beberapa tetangganya terlihat masuk ke dalam rumahnya masing-masing, termasuk bapak-bapak yang membawa golok dan para remaja yang sebelumnya berjaga di jalan.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
"Wah pendemonya sudah sampai?! orang-orang disuruh masuk supaya tidak terluka!" Pikir si bocah.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Si bocah hitam berlari ke dalam kamarnya membawa ketapel lalu kembali ke halaman depan untuk melihat apa yang terjadi. Seragam pramukanya ditinggalkan begitu saja.</div>
<div dir="ltr">
</div>
<div dir="ltr">
"Pendemonya mana?" tanya si bocah pada emaknya.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
"Oh pendemonya gak jadi kesini. Mereka berbelok ke arah Pamulang menuju Ciputat, jadi ga lewat gerbang rumah kita." Jawab si emak.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
"Ohh..." si bocah hanya mengangguk mendengar berita tersebut.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Ia merasa lega karena rumahnya tidak akan dirusak seperti yang dilihatnya di televisi. Namun ia juga merasa kecewa karena tidak jadi melihat para tentara berperang melawan pendemo. Seragam pramuka beserta perlengkapan perang yang disiapkannya pun tidak akan berguna.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Ia berjalan ke halaman rumahnya. Jalanan sudah tidak ramai lagi. Yang tersisa hanyalah anak-anak yang masih membawa "senjata"nya masing-masing. Si bocah berjalan ke tepi jalan dan berjongkok sambil melihat Panzer dan tentara di pintu gerbang perumahan. Panzer hijau tua masih disana dan para tentara sudah duduk bersantai di pinggir jalan.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Tiba-tiba datang sebuah sepeda dari sisi belakangnya. Ternyata si Beler bersama beberapa temannya memanggilnya sambil membawa sepedanya masing-masing.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
"Ul, main polisi-polisian aja yuk" ucap si beler sambil menggenggam pistolnya,</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Si bocah hitam yang tadinya berjongkok, dengan sekejap langsung meloncat dengan girang.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
"Ayok!" jawab si bocah hitam.</div>
<div dir="ltr">
</div>
<div dir="ltr">
Akhir cerita, si bocah hitam dan teman-temannya pun bermain polisi-polisian dengan menggunakan sepeda keliling komplek perumahannya. Senjata yang tadinya mereka bawa untuk berperang, kini digunakan sebagai senjata untuk bermain polisi-polisian.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: center;">
<i>* TAMAT *</i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div dir="ltr" style="text-align: left;">
<i>Cerita di atas diambil berdasarkan kisah nyata dengan penambahan bumbu yang tidak sedikit. Apabila ada kesamaan tokoh dan latar cerita mohon dimaklumi, karena memang benar-benar sama dan didasarkan atas ingatan sang penulis yang akurasinya kurang dari 50%.</i></div>
<div dir="ltr" style="text-align: left;">
</div>
<div dir="ltr" style="text-align: left;">
<i>Terima kasih telah menyimak.</i></div>
auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-53789283262535228712013-06-01T11:14:00.000+07:002013-06-01T11:14:00.535+07:00Defending Our Home (Part 3)<div dir="ltr">
<b>ringkasan</b><b> </b><b>cerita</b><b> </b><b>sebelumnya</b><b>:</b><br />
<i>Bocah</i><i> </i><i>Hitam</i><i> yang </i><i>baru</i><i> </i><i>sampai</i><i> </i><i>rumahnya</i><i> </i><i>terhenyak</i><i> </i><i>melihat</i><i> </i><i>sebuah</i><i> Panzer </i><i>parkir</i><i> </i><i>di</i><i> </i><i>dekat</i><i> </i><i>rumahnya</i><i>. </i><i>Beberapa</i><i> </i><i>pasukan</i><i> </i><i>berseragam</i><i> </i><i>juga</i><i> </i><i>berada</i><i> </i><i>disekitar</i><i> Panzer </i><i>tersebut</i><i>. </i><i>Bocah</i><i> </i><i>tersebut</i><i> </i><i>penasaran</i><i> </i><i>apa</i><i> yang </i><i>sedang</i><i> </i><i>terjadi</i><i>. </i><i>Kemudian</i><i> </i><i>ia</i><i> </i><i>melihat</i><i> </i><i>berita</i><i> </i><i>di</i><i> </i><i>televisi</i><i> </i><i>mengenai</i><i> </i><i>berita</i><i> </i><i>demonstran</i><i> yang </i><i>bergerak</i><i> </i><i>tak</i><i> </i><i>jauh</i><i> </i><i>dari</i><i> </i><i>rumahnya</i><i>. Sang </i><i>emak</i><i> </i><i>memberi</i><i> </i><i>tahu</i><i> </i><i>bocah</i><i> </i><i>hitam</i><i> </i><i>itu</i><i> </i><i>bahwa</i><i> </i><i>massa</i><i> </i><i>demonstran</i><i> akan </i><i>segera</i><i> </i><i>sampai</i><i> </i><i>ke</i><i> </i><i>rumahnya</i><i>. </i><i>Anak</i><i> </i><i>tersebut</i><i> </i><i>ketakutan</i><i> </i><i>membayangkan</i><i> </i><i>perang</i><i> </i><i>di</i><i> </i><i>dekat</i><i> </i><i>rumahnya</i><i>.</i></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Hari Sabtu jam 3 sore.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
</div>
<div dir="ltr">
Awal Mei '98.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Matahari masih bekerja dari balik jendela. Sinarnya masih menggeliat di antara awan berkapas walau sedikit tertutup oleh sebuah menara masjid berukir tulisan arab setinggi 25 meter.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Bocah hitam duduk bersila memeluk bantal busa di kamarnya. Melalui jendela kamarnya yang retak sebagian, ia menatap masjid besar yang berada di seberang danau kecil di belakang rumahnya. Sebuah Panzer sedang bersantai di halaman depan masjid berkubah limas tersebut. Beberapa polisi dan tentara berjaga di pintu gerbang perumahan yang letaknya tepat samping halaman masjid.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Fenomena hari ini menarik perhatiannya. Helikopter, Panzer, dan tentara seakan ngerumpi di kompleks perumahannnya, menanti rombongan tamu tak diundang yang kabarnya tidak sedikit. Si bocah hitam merasa takut bila nantinya para demonstran datang dan 'berpesta' di rumah yang amat disayanginnya. Sudah satu jam lebih terbayang dalam pikirannya hal-hal terburuk yang akan terjadi bila para tentara beradu tembak dengan demonstran. Namun tidak bisa disangkal, di dalam hatinya juga tersimpan rasa penasaran. Ia ingin melihat langsung rupa para demonstran melawan para tentara dengan menggunakan persenjataan yang dia lihat sebelumnya. Selama ini ia hanya melihatnya di televisi. Mengerikan, tapi ia ingin melihatnya.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Bosan hanya melihat melalui jendela, si bocah hitam lantas bangun dari kasurnya dan berjalan keluar kamar untuk melihat kondisi di luar rumah. Di tepi jalan beberapa kepala keluarga sedang berdiri di tepi jalan memantau kondisi pintu gerbang dari kejauhan. Beberapa diantaranya sudah memegang golok lengkap dengan sarungnya. </div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Pak RT juga terlihat ada disana, masih memakai baju koko, celana panjang batik dan kopiah, tanpa menggunakan senjata. Bersama bapak-bapak yang lain, beliau terlihat asik mengobrol membicarakan kondisi RT-nya saat ini. Beliau sama sekali tidak terlihat ingin berperang, namun nampak bersiap menuju masjid untuk shalat Ashar.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
"Oi ol!! Hehehe..." Si bocah hitam dipanggil.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Si Beler ternyata juga berada disana. Dengan mata yang selalu terlihat mengantuk dan punggung sedikit membungkuk, ia menghampiri si bocah hitam dengan cengengesan.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
"Heh, nihh liat..", Si beler membuka sedikit bajunya. Sebuah pistol mainan plastik warna hitam terselip di celana pendeknya. Lalu si beler menunjukan kantong plastik kecil yang berisikan peluru bulat warna-warni. Si beler <i>menyengir</i> memamerkan persenjataannya pada si bocah hitam yang baru saja keluar kandang.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
"Waw pistol gasgan! lu bawa pistol juga ler?"</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
"Iya biar nanti kalo ada perusuh, nanti gua tembak!"</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
"Gile gak takut lu?"</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
"Ya abis itu kabur ke rumah... ngumpet. hehe."</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Bocah hitam pun jadi iri. Ternyata bukan hanya orang dewasa saja, tapi anak-anak sekitar rumahnya pun ikut membawa "alat perangnya" masing-masing untuk menunjukan eksistensinya. Sedangkan si bocah hitam hanya membawa angin di genggaman tangan hitam mungilnya.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Peristiwa hari itu seakan menjadi acara RT. Beberapa bapak membawa golok, ada yang membawa tongkat kayu, dan (yang paling mewah) ada pula yang membawa senapan karet. Sedangkan anak-anak lebih komplit lagi, ada yang membawa pistol plastik, doublestick mini berukuran 10 cm, ketapel, boomerang mainan, beserta helm skateboard, teropong, handytalkie dan hingga pistol kayu mainan yang bisa dibeli di abang-abang SD.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Tiba-tiba adik si bocah hitam keluar berlari sambil berteriak dari dalam rumah. Berbeda jauh dengan kakaknya, si adik berkulit putih yang baru mandi itu membawa pedang plastik berwarna biru dan mengenakan sepatu yang berkedip-kedip ketika berlari. </div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
"Dregenboll!!", teriak si adik.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Maksud si adik itu adalah <i>Son Go Ku</i>, jagoan utama film <i>Dragon Ball</i>. Ceritanya dia sedang menjadi <i>Son Go Ku </i>dengan membawa pedang birunya, walaupun sebenarnya dalam film Dragon Ball, <i>Son Go Ku </i>tidak memakai pedang.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Kemudian sambil membawa pedang birunya, si adik putih lanjut berlari ke rumah sobatnya, si Ucok. Tidak ada niat berperang dalam pikirannya, hanyalah main pedang saja.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
"Yahh.." Gumam si bocah hitam. Ia baru saja memikirkan pedang biru tersebut sebagai senjata yang akan dipakainya, tapi sudah diambil duluan oleh adiknya.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Otaknya berpikir keras. "Senjata apa yang bagus digunakan untuk dipakai hari ini?" pikirnya dalam hati. Dilihatnya Yayat, teman abangnya, yang sedang membidik gelas <i>aqua </i>dengan mainan miliknya.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Tiba-tiba pelangi muncul di kepalanya. Ia bergegas berlari ke dalam rumah dan masuk ke kamarnya. Dibukanya lemari pakaiannya dan membuka laci kecil di dalamnya.<br />
</div>
<div dir="ltr">
<br />
"Demonstan sudah sampai Pasar Serpong.. setengah jam lagi sampai sini", terdengar suara tetangga si bocah dari depan ruang tamu.<br />
<br />
<br />
<i><b>(bersambung)</b></i></div>
auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-89479832540069930592013-05-25T23:57:00.000+07:002013-05-26T22:50:59.247+07:00Defending Our Home (Part 2)<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:DoNotOptimizeForBrowser/>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b>ringkasan cerita sebelumnya:</b></div>
<div class="MsoNormal">
<a href="http://auliakhair.blogspot.com/2013/05/defending-our-home-part-1.html" target="_blank"><i>Anak-anak sekolah dasar pulang lebih cepat pada hari Sabtu ini. Seorang bocah hitam dan temannya yang bermata beler pulang menaiki sepedanya masing-masing. Di perjalanan pulang mereka terpukau melihat helikopter terbang rendah melintas di depankeduanya. Kemudian si bocah hitam sempat berkhayal tentang pesawat idamannya yangjatuh di komplek perumahan. Tak sadar olehnya, mereka telah sampai di dekatrumah dan menemukan barang langka telah berada disana.</i></a></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
Mei '98,<br />
<br />
Sabtu siang,<br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Bocah hitam mengerem sepedanya. Begitu juga si beler. Mereka terperangah melihat pemandangan langka
di dekat rumahnya. Sebuah Panzer yang sering ia lihat di televisi kini hadir di samping rumah. Panzer hijau tua beroda besar dikelilingi beberapa pasukan berseragam sedang berkumpul dihadapannya. Walaupun tidak memiliki meriam seperti tank baja, tapi bodi Panzer tersebut sudah cukup keren seperti kendaraan jagoan di film Ultraman. Beberapa tetangga, termasuk bapak si bocah, juga berada di sana, berkumpul bersama pria-pria berseragam tersebut.<br />
<br />
"Pengen naik, abis itu foto-foto, terus besoknya pamer sama temen-temen sekolah" hal pertama yang dipikirkan si bocah hitam.<br />
<br />
Dilihatnya pasukan berseragam hijau gelap lengkap helm putih bertuliskan PM, Polisi Militer. Bocah tersebut memperhatikan bodi Panzer tersebut juga memiliki tanda PM berwarna kuning. "Apa itu PM? Perdana Menteri?" pikir si anak. Bocah hitam yang masih SD itu baru saja belajar PPKN dan IPS di hari sabtu itu. Dia ingat di buku pelajarannya, perdana menteri Malaysia disingkat menjadi PM Malaysia. Lantas si hitam membuat kesimpulan sendiri bahwa orang-orang itu adalah pasukan pengaman perdana menteri Indonesia.<br />
<br />
Tak sampai 15 detik menganalisa arti PM, perhatian bocah tersebut teralihkan oleh benda yang ditenteng oleh beberapa pasukan. Sebuah karbin hitam berlaras panjang dengan beberapa lubang kecil di mulut senjata.<br />
<br />
Bulu kuduknya merinding. Keinginannya untuk berfoto bersama Panzer tersebut telah hilang, takut ditembak oleh PM bersenjata tersebut.<br />
<br />
"Eh, gua balik duluan yak..."<br />
<br />
Seraya dengan si Beler yang pulang ke rumahnya yang hanya dua puluh meter dari sana, Si bocah hitam juga perlahan masuk ke halaman rumahnya sambil tetap memperhatikan mesin pembunuh yang dibawa oleh PM. Ia teringat cerita film India yang sering ditontonnya sebelum pergi sekolah, dimana tentara penjahat membunuh semua penduduk desa untuk mendapatkan harta karun yang tersimpan di desa tersebut.<br />
<br />
Harta karun.<br />
<br />
"Jangan-jangan para tentara ini ingin mengambil harta karun yang ada disini" pikirnya. <br />
<br />
Ya, dia kembali teringat oleh gosip teman sekolahnya. Selain di bawah batu berkepala dinosaurus yang berada di samping sekolah, kompleks ini kabarnya juga menyimpan harta karun Belanda yang terkubur di bawah kuburan misterius di hutan bambu yang ada di belakang lapangan tenis. Mata bocah hitam langsung tertuju ke hutan bambu di arah barat, kurang lebih dari dua ratus meter dari posisinya berada.<br />
<br />
Alibi yang masuk akal. Kecurigaannya yang tak berdasar semakin menguat.<br />
<br />
"Dorr!! Dorr!! Dorr!!!"<br />
<br />
Salah satu PM menembak karbinnya ke udara. Beberapa warga terkejut dan menundukan kepala mereka, takut mendengar suara senjata yang menghujam nyali manusia tak berdosa.<br />
<br />
"Semuanya keluar!! Ini perintah!! Yang melawan akan merasakan akibatnya!".<br />
<br />
PM tersebut kemudian menembakan kembali beberapa peluru ke arah udara. Beberapa warga ketakutan dan mengikuti perintahnya, takut akan nyawanya yang melayang. Si bocah dan keluarganya pun ketakutan. Mereka digiring keluar rumah secara paksa, begitu pula tetangganya. Tak ada yang melawan. <br />
<br />
Semua warga dibariskan dipinggir jalan beraspal. Tangan mereka dibelakang kepala, jongkok menghadap belakang. Si bocah hitam ingin menangis ketakutan, seperti beberapa teman-teman
yang berada disampingnya. Ia tidak percaya hidupnya akan berakhir cepat
seperti ini. <br />
<br />
Ia hanya bisa menarik nafas dalam-dalam. Tapi percuma, nafasnya semakin tidak beraturan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcYD74lHedV0zvqs137WPlz28UmQ8WrdPPW23yK35yFPJ_WMAjUU1Foh2VlkhwqFPz8uCTNl2bDlr8bW1kt9QobdiqX48CcjfxJgi-cOgrS8EhZS8IQKywRFyxTMMGRPMAojwqd5848vs/s1600/MEI+98+%284%29.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="123" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcYD74lHedV0zvqs137WPlz28UmQ8WrdPPW23yK35yFPJ_WMAjUU1Foh2VlkhwqFPz8uCTNl2bDlr8bW1kt9QobdiqX48CcjfxJgi-cOgrS8EhZS8IQKywRFyxTMMGRPMAojwqd5848vs/s320/MEI+98+%284%29.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
"Massa demonstran telah bergerak menuju arah Serpong. Beberapa Ruko dan toko telah tutup dari kemarin, namun beberapa dikabarkan hancur diamuk massa yang melewati... <i>bla bla bla</i>".<br />
<br />
Suara berita dari televisi memecah khayalan buruk si bocah hitam.<br />
<br />
Keluarganya sedang serius memperhatikan berita televisi. Dari televisi terlihat ratusan atau mungkin ribuan orang sedang berdemo membawa spanduk dan beberapa alat perkakas untuk menghancurkan apa saja yang ingin dihancurkannya. Beberapa polisi terlihat mengawal tidak jauh dari demonstran tersebut. Lalu Si Bocah terhenyak melihat gambaran yang ada di televisi.<br />
<br />
Ia nampak tidak asing dengan lokasi berita tersebut.<br />
<br />
"Mak mak, ini mereka mau pada ngapain mak? Itu kan dekat dari rumah kita ya?" Tanya si bocah kepada emaknya.<br />
<br />
Si Emak yang sedang makan sop ayam di meja makan kemudian melihat anak hitamnya, lalu mengambil minumnya dan menjelaskan.<br />
<br />
"Begini nak, kamu kan tau dari kemarin banyak berita kerusuhan di televisi. Itu adalah para demonstran. mereka sedang protes sama pemerintah Soeharto, karena krisis ekonomi yang sedang melanda negeri kita. "<br />
<br />
<br />
Si Emak kemudian berdiri membawa piring kotornya ke cucian piring, lalu melanjutkan.<br />
<br />
"Orang-orang di televisi itu datang dari Tangerang. Mereka berdemo dari sana menuju gedung MPR. Kalau di perjalanan demo mereka melihat ada asetnya Soeharto ataupun Non-Pribumi, mereka bakal mengamuk, menjarah dan merusaknya<br />
<br />
Bocah hitam mengangguk. Sekarang dia mulai mengerti apa yang terjadi.<br />
<br />
"Masalahnya kan kita tinggal di perumahan punya negara, perkantoran riset pemerintah ada disini juga. Ada banyak aset-aset yang dibuat sama Pak Habibie dan Pak Soeharto disini. Jadi sepertinya mereka juga bakal kesini nanti."<br />
<br />
"Hah!? beneran!?" si bocah tersebut kaget tak percaya.<br />
<br />
"Beneran. Makanya itu ada tentara diluar lagi berjaga."<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipV6NtYN0eRADUxGBgLD1-1vewyunVMnKIp_mcp9DH8Rqa3wpEWNeiPaKvy0d8UvnCqrukV0mcRknoLgAKWjlT5E_Mj2BuZ7lLf6BYfvLBmhGxRuROQeVuvCJ2KRuut5nYBKinaeoQ9KY/s1600/MEI+98+%283%29.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="177" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipV6NtYN0eRADUxGBgLD1-1vewyunVMnKIp_mcp9DH8Rqa3wpEWNeiPaKvy0d8UvnCqrukV0mcRknoLgAKWjlT5E_Mj2BuZ7lLf6BYfvLBmhGxRuROQeVuvCJ2KRuut5nYBKinaeoQ9KY/s320/MEI+98+%283%29.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Tanpa basa-basi, si anak hitam lantas berlari keluar rumah untuk melihat kembali Panzer yang parkir didekat rumahnya. Panzer tersebut telah bergerak menuju pintu gerbang perumahan yang hanya dua ratus meter dari rumahnya. Beberapa PM telah mendahului Panzer tersebut menuju pintu gerbang.<br />
<br />
Bocah hitam mengikutinya. Tanpa menggunakan sendal, Ia berjalan sampai tepi jalanan untuk melihat kondisi pintu gerbang dari kejauhan. Terlihat dari sana, ternyata ada satu lagi Panzer di luar pintu gerbang. Beberapa tentara bersenjata juga berada disana. Si bocah hitam kemudian berjongkok memandangi keramaian di sana.</div>
<div class="MsoNormal">
Ia merasa takut.</div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<i><b>(bersambung lagi)</b></i></div>
auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-35800897775674476902013-05-18T22:46:00.000+07:002013-05-18T22:46:00.028+07:00Defending Our Home (Part 1)<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Hari Sabtu,</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Awal Mei 1998.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Jarum panjang menunjukan jam setengah dua siang. </div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Beberapa bocah-bocah sekolah dasar berhamburan keluar sekolah. Sebagian dijemput orang tuanya yang sudah menunggu di pagar sekolah, sebagian berjalan kaki sendiri pulang kerumahnya, dan sebagian lagi mengambil sepedanya yang ada diparkiran sekolah. </div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Mayoritas dari mereka adalah bocah kelas 4 dan 5 SD yang mendapatkan kelas siang di hari sabtu.</div>
<div dir="ltr">
Sulit untuk menemukan anak kecil yang bermuka muram saat itu. Tidak heran, karena ekstra kulikuler Pramuka yang seharusnya menjadi ekskul wajib hari Sabtu, tiba-tiba diliburkan hari itu.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Dua bocah keluar sekolah dengan menggunakan sepedanya masing-masing. Bocah putih bermata beler menggunakan sepeda <i>wimcycle</i> merah, sedangkan bocah satunya, yang lebih mungil dan berperawakan gelap, keluar dengan sepeda hitam merk tak dikenal.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Mereka berdua mengayuh sepedanya dengan kencang menuju rumah. Terdapat rasa penasaran dalam benak mereka, apa yang akan terjadi hari ini? Mereka teringat pesan guru mereka, akan ada bahaya hari ini, jadi agar langsung pulang dan tetap di dalam rumah.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Akan ada sesuatu, gumamnya.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Keduanya bersepeda di sepanjang jalan rindang yang lebih ramai dari hari sabtu yang biasanya. Sepertinya banyak orang tua yang menjemput anaknya dengan kendaraan.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Tiba-tiba bocah putih sipit berseru "Wuih, lihat!" sambil menunjuk langit yang cukup tak berawan,</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
"Helikopter ABRI!", lanjutnya.</div>
<div dir="ltr">
<br />
Sepasang helikopter militer abu-abu terbang rendah melintasi mereka. Suaranya cukup terdengar lebih jelas dibandingkan helikopter-helikopter lain yang pernah dilihat selama hidupnya. Sepertinya kendaraan besi tersebut akan mendarat di suatu tempat yang tidak jauh dari sana. </div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Bocah kecil hitam menjadi teringat kejadian tadi pagi sebelum masuk sekolah, Ia dan teman-temannya asik membicarakan pesawat F-16 yang kabarnya terlihat melintas dilangit tadi pagi. Asapnya yang berwarna putih masih terlihat jelas selama beberapa menit seperti lintasan truk di atas awan. Yah, mungkin itu belum tentu F-16. Karena bagi anak kecil seumurannya, yang dinamakan pesawat tempur adalah F-16, tidak ada yang lain.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitdMNhsFE9ATkrEOkSAa1euGxxvV65Zz87EVzS52O2tey9MXW-KVUMj0J25iEhft9mEniyo0DSSXspicCebey2FkoBjbSOCNXLarsNbEL9TCP-DP13a2PC98n-V2ZKLvjUG3XFhEX0kCU/s1600/MEI+98+%281%29.jpg" imageanchor="1"><img border="0" height="280" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitdMNhsFE9ATkrEOkSAa1euGxxvV65Zz87EVzS52O2tey9MXW-KVUMj0J25iEhft9mEniyo0DSSXspicCebey2FkoBjbSOCNXLarsNbEL9TCP-DP13a2PC98n-V2ZKLvjUG3XFhEX0kCU/s320/MEI+98+%281%29.jpg" width="320" /></a></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Si bocah hitam sudah tahu ada banyak jenis pesawat tempur selain F-16 dan yang paling ia suka adalah F-117 Stealth yang ia baca melalui majalah BoBo langganannya. Sudah puluhan kali bocah hitam ini menggambar pesawat siluman buatan Amerika tersebut di halaman terakhir buku pelajarannya, atau bahkan di setiap gambar ilustrasi wacana buku Pelajaran Bahasa Indonesia.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Terbayang olehnya, mungkin saja nanti F-117 juga akan ikut menampakan diri di langit hari ini. Berperang melawan pesawat lain di udara. Lalu tertembak jatuh di lapangan basket yang ada di dekat rumahnya. Dengan sigap ia berlari menyelamatkan pilot pesawat tempur itu. Si Pilot terluka parah dan petugas puskesmas pun datang untuk memberikan bantuan P3K kepada pilot tersebut. Si bocah hitam ini melihat kepada pesawat F-117 yang jatuh tersebut, mesinnya masih menyala. Lalu dia pun mencoba menaiki kokpit pesawat itu dan mencoba semua tombol yang ada.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Dan menyala! Mesin itu ternyata tidak rusak seutuhnya. Pesawat Siluman F-117 stealth kemudian mulai terbang vertikal. Atap kokpit mulai perlahan tertutup. Bocah hitam sumringah. Dia menatap orang-orang di bawah yang menatapnya kagum.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Singkatnya si hitam lalu mengendarai pesawat idamannya keliling angkasa. Menghancurkan musuh-musuh di udara komplek perumahannya.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Imajinasi. </div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Bukan anak kecil namanya kalau tidak berimajinasi di setiap kesempatan yang ada. Sampai hilang kesadarannya bahwa rumahnya sudah terlihat.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
Ketika tersadar rumahnya telah dekat, bocah hitam ternganga melihat sebuah badak besi beroda sedang berdiam di dekat rumahnya.</div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div dir="ltr">
<i><b>(</b></i><i><b>Bersambung</b></i><i><b>)</b></i></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1ry4wCAePYNOgd78rTL6ME76vf7Of6FVNb9UnSsGKoCKuIRH8G452flnV0Bz_XyKCdhEPL0VZ_8u2M-aCBc2xI2RIcIYisKN3TRrRLKwy0RLkHQ_vWLLtE_mC0UzBJL8ejSibtkHtew4/s1600/MEI+98+%282%29.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="198" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1ry4wCAePYNOgd78rTL6ME76vf7Of6FVNb9UnSsGKoCKuIRH8G452flnV0Bz_XyKCdhEPL0VZ_8u2M-aCBc2xI2RIcIYisKN3TRrRLKwy0RLkHQ_vWLLtE_mC0UzBJL8ejSibtkHtew4/s320/MEI+98+%282%29.jpg" width="320" /></a></div>
<div dir="ltr">
<br /></div>
auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-81182480487254070962013-05-07T23:25:00.001+07:002013-05-07T23:52:51.705+07:00Die Kartoffeln<p dir="ltr">Mari biarkan saya berbicara tentang itu..</p>
<p dir="ltr">Itu. Tentang sebuah kentang mentah yang berada di dapur.. Yang ingin saya masak jadi apa saja yang enak, dan <i>tiba</i><i>-</i><i>tiba</i><i> </i><i>keajaiban</i><i> </i><i>terjadi</i><i>.. </i><i>Kekuatan</i><i> </i><i>bulan</i><i> </i><i>muncul</i><i> </i><i>di</i><i> </i><i>diri</i><i>..</i></p>
<p dir="ltr">Ahh bukan-bukan.. <br>
Itu tadi lirik lagu yang lagi terngiang-ngiang di kepala saya.</p>
<p dir="ltr">Maksud saya adalah tentang kentang murah biasa seperti yg ada di pasar-pasar ternama di Jakarta. Yak, sekali<i> </i>lagi, ini tentang kentang. Jadi kentang itu udah lama di dapur dan saya pengen agar itu dimasak menjadi sesuatu yang enak dimakan. Pisau, kompor, panci, bumbu semuanya udah ada di dapur.</p>
<p dir="ltr">Nahh, skrg yg jadi masalah adalah... Saya labil.</p>
<p dir="ltr">Saya cuma punya satu kentang. Tapi saya labil, pengen buat apa? kentang goreng kfc, kentang rebus manis, atau keripik kentang pedas? Semuanya enak bok..</p>
<p dir="ltr">Udah berbulan2 gua bingung nentuinnya.. Sehingga sampai sekarang pisau masih ada di tangan ogut, belum bergerak melukai kulit <i>die</i><i> </i><i>Kartoffeln</i>.</p>
<p dir="ltr">Terkadang susah juga punya otak kreatif, jadi banyak maunya. Saking banyak maunya jadi ga bergerak, mentok di niat.</p>
<p dir="ltr">Saya tahu kentang itu juga ada umur hidupnya. Walaupun Tuhan tidak mencetak tanggal kadaluarsa seperti yang ada di alfamart, tapi kalau lama-lama dibiarin pasti akan basi juga.</p>
<p dir="ltr">Namun saya amat cinta dengan kentang ini. Saya ingin menjadikannya kentang terspesial sebelum masuk ke perut saya. Saya takut sakit perut nanti kalau saya salah milih masakan.. Huh. Mungkin bila anda juga cinta dengan makanan anda masing2, anda juga akan melakukan yg sama. Atau kita ikuti saja mainstream org2 yang masak kentang sbg pelengkap dendeng balado?? Hah itu pilihan terakhir sajalah.</p>
<p dir="ltr">Bila saya punya kentang, mungkin anda punya telur? Atau pepaya? Daging ikan?</p>
<p dir="ltr">Hahhhh <u>bebasslahh</u>... Kita masing-masing punya nama kesayangan sendiri untuk menganalogikan kata <i>masa</i><i> </i><i>depan</i> kita. Saya memanggilnya <i>die</i><i> </i><i>Kartoffeln</i>.</p>
<p dir="ltr">Yah begitulah.. Selesai.</p>
<p dir="ltr"><i>Inti</i><i> </i><i>postingan</i><i> </i><i>ini</i><i> </i><i>tidak</i><i> </i><i>bermanfaat</i><i> karena </i><i>penulis</i><i> </i><i>hanya</i><i> </i><i>bercerita</i><i> </i><i>keluh</i><i> </i><i>kesahnya</i><i> </i><i>saja</i><i> </i><i>tanpa</i><i> ada </i><i>maksud</i><i> </i><i>memberikan</i><i> </i><i>solusi</i><i> </i><i>nyata</i><i>.</i></p>
<div class='separator' style='clear: both; text-align: center;'> <a href='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0-MifJgj-cndfaiP0N6kJ34JKhUf0tip5kB9-eqJJeopa28yQo-TWEG8MbTd2Oj27_39Nm2Z-wCoH_o7I8kAKvmTnfP2uy6dn8HHpt9N579Kite4l_5j9CRGeioix8FyfPbg-K5BpoIo/s1600/kartoffel-c-9.jpg' imageanchor='1' style='margin-left: 1em; margin-right: 1em;'> <img border='0' src='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0-MifJgj-cndfaiP0N6kJ34JKhUf0tip5kB9-eqJJeopa28yQo-TWEG8MbTd2Oj27_39Nm2Z-wCoH_o7I8kAKvmTnfP2uy6dn8HHpt9N579Kite4l_5j9CRGeioix8FyfPbg-K5BpoIo/s400/kartoffel-c-9.jpg' /> </a> </div>auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-29744167140915068612012-06-30T12:03:00.000+07:002012-06-30T12:03:00.196+07:00Kerjaan nganggur (lagi)<br />
hola pembaca!!<br />
*krikrik* *sepi*<br />
<br />
satu lagi kerjaan waktu nganggur yg mau ogut share...<br />
bersama partner langganan ogut.. junior waktu sekolah.. sekaligus sepupu... sekaligus keponakan.. sekaligus teman bergitargitar.... <i><a href="http://twitter.com/#!/bija_gita">Gita-Bija!!</a></i><br />
<br />
mulai dibuat taun 2010..<br />
selesai taun 2011..<br />
direkam taun 2012..<br />
<br />
lumayan lama juga ni lagu bikinnya, derita ibu mengandung pun tak sebanding olehnya.. <span style="font-size: xx-small;"><strike>*padahalmalas</strike></span><br />
<br />
cekidot brosis!<br />
<br />
<object height="81" width="100%"> <param name="movie" value="https://player.soundcloud.com/player.swf?url=http%3A%2F%2Fapi.soundcloud.com%2Ftracks%2F33957157&show_comments=true&auto_play=false&color=2cba6f">
</param>
<param name="allowscriptaccess" value="always">
</param>
<embed allowscriptaccess="always" height="81" src="https://player.soundcloud.com/player.swf?url=http%3A%2F%2Fapi.soundcloud.com%2Ftracks%2F33957157&show_comments=true&auto_play=false&color=2cba6f" type="application/x-shockwave-flash" width="100%"></embed> </object> <a href="http://soundcloud.com/auliakhair/somebody-tes-akustik">Somebody (tes akustik)</a> by <a href="http://soundcloud.com/auliakhair">auliakhair</a><br />
<br />
FYI,<br />
mungkin gua khilaf apabila bahasa inggerisnya ada yang ga betul..atau mungkin rekaman yang lebih buruk dari level amatiran<br />
jadi maklumin aja ya..<br />
karena gua udah capek membuat lagu ini dengan sepenuh hati jiwa raga dan martabat..<br />
<br />
okehsip.<br />
<br />auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-31262208667112689762012-06-24T11:23:00.000+07:002012-06-24T11:23:00.798+07:00Wah Kacau Wah Kacau Penonton<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Waktu nganggur dulu gua pernah dikasih link video bodoh dari temen gua, sampai sekarang gua masih doyan nontoninnya.. </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
dan salah satu bagian substitle lagu pembukanya yang gini:<br />"Wah kacau! Wah kacau penonton!</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
robotnya bisa berubah jadi naga</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
entah mengapa naganya mirip kura-kuraaa!!"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
itu juara banget bikin ngakaknya...</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
sampe2 sekarang kalo gua lagi panik karna kerjaan atau lainnya pasti otomatis kebawabawa nyanyi "wah kacau wah kacau penonton!"</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div style="text-align: left;">
Langsung cekidot aja lah:</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/O2oEdXn8HgA?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<br />
Oiya, ternyata ini yang buat video temennya temen kantor gua.. *informasi yang penting sekali*auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-57290096131703863282012-06-17T11:06:00.002+07:002012-06-17T11:08:15.465+07:00Mungkin Seekor Ikan Akan Melompat?<br />
Ya Tuhan,<br />
Ternyata waktu itu bisa berputar sangat cepat ye. Udah lima bulan sejak terakhir ogut ngetik di blog tak terjamah ini, dan sekarang status ogut pun udah berubah, dari orang yang berpacaran dengan kebebasan menjadi orang yang menikahi pekerjaan.<br />
<br />
udah banyak list what i have to do yang menumpuk usang di otak gua dan belum terealisasikan sampai sekarang. rutinitas ini seperti membodohi kita para manusia pengejar cita-cita (eh, apa harta?).<br />
<br />
banyak hal yang terlihat berubah di mata gua, atau mungkin karena mata gua yang sudah diganti? mungkin aja waktu tidur gua diberi bius dan para malaikat yang mengoperasi mata gua yang ternyata selama ini rabun.<br />
<br />
yeah, entahlah..<br />
but everything seems different.<br />
<br />
I remember a quote from my best friend, he said:<br />
"maybe a little fish will jump, maybe one, two.. even three or four isn't impossible"<br />
<br />
yeah, that was a dumb quote, because no one knows what it means. it just like a quote joke for complexing a variable possibility of "maybe" word. haha and it is quite funny to make a fool of people who listen and confused because of this dumb quote.<br />
<br />
yes, it means nothing ... until you feel like a little fish.<br />
<br />
<i>you are a little fish swimming in ocean.</i><br />
<i>there are many creatures live arround you</i><br />
<i>you know you only have 2 choices</i><br />
<i>eat to live</i><br />
<i>or live to be eaten</i><br />
<i>and (once more) you're only a little fish</i><br />
<i>who swimming alone in infinite ocean</i><br />
<i>then you get a dream</i><br />
<i>to live in another life outside the ocean</i><br />
<i>because you dont want to live as a little fish forever</i><br />
<i>but you know that you can't live in life without ocean.</i><br />
<i>should you leave your dream?</i><br />
<i>or just swim with your best in your greatest ocean?</i><br />
<br />
what would you do?<br />
<br />
Yes, dets right,<br />
<span style="font-size: large;">JUMP fish! jump</span>!<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.bookingalpha.com/site/images/stories/Fish_Jumping.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://www.bookingalpha.com/site/images/stories/Fish_Jumping.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
jump!</div>auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-8073946745809991532012-01-06T17:00:00.000+07:002013-05-19T17:46:48.051+07:00Inspirasi itu mencintai waktu, bukan sumber...<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
kita semua butuh inspirasi. orang kreatif bisa jadi bego kalo ga bisa nemuin inspirasi. John Lennon ga bakal terkenal kalo ga kenal inspirasi. Steve Jobs bakal dikenang selama beberapa tahun ke depan juga karena inspirasinya yang ga tau darimana. iklan rokok juga sering mengembor-gemborkan sensasi asepnya yang bisa menciptakan inspirasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
tapi darimana inspirasi itu datang?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
pernah gua iseng googling mengenai sumber inspirasi asalnya darimana. <strike>walaupun gatau fungsinya apa gua nyari kayak gituan.</strike> dan ternyata ada! ada aja orang yang nulis ttg <a href="http://arikuncoro.com/delapan-sumber-inspirasi-menulis/">sumber inspirasi</a>.disebutkanlah pengalaman, sejarah, buku, pengamatan, dll. tapi menurut gua itu agak dibuat-buat. maksud gua dibuat-buatnya itu seperti membuat teori2 yang belum pasti benar. tapi yasudahlah, jaman sekarang semua orang bebas berpendapat. karena menurut gua, inspirasi itu bisa dateng dari mana aja, ya seperti kata kebanyakan orang.... tapi menurut gua (lagi) yang menjadi masalah itu adalah kapan inspirasi itu datang??? yep, we are not talking about "where" or "what" but "when". </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
sebelumnya mungkin kita bisa mempersempit bahasan postingan gw kali ini ya... di postingan ini gw mau ngomong soal inspirasi dalam nulis atau main gitar. *ya soalnya emg itu yg biasa gua kerjain*. Inspirasi itu butuh suasana. suasana yang sepi? ya bener sih... abang2 kenek mikrolet Lebak Bulus yang udah 2 tahun mangkal di depan halte Busway aja tau kalo suasana sepi itu bagus untuk dapetin inspirasi. tapi selain itu ada beberapa momen kondisi dan situasi yang biasanya ngebuat gua mendapat inspirasi. mau tau? ini dia momen-momennya... cekidot!</div>
<br />
<br />
<ol>
<li style="text-align: justify;"><b>Perjalanan. </b>lu pasti pernah ngelamun pas lagi di tengah perjalanan. ga peduli apakah lo penumpang atau pengendara, kalo udah nikmatin perjalanan sambil ngelamun maka inspirasi bisa datang tiba-tiba lewat lamunan lo itu. tapi akan lebih oke kalo lu sebagai penumpang, memakai headset ngedenger lagu-lagu sambil bengong liat jalanan. kalo lu pengendara mobil maka lu butuh radio untuk membangkitkan pikiran bawah sadar lu *tiba2 nabrak*.kalo lu naik motor, gua rasa ga perlu ngedenger musik, karena kadang2 secara otomatis pengendara motor udah bisa ngelamun di perjalanan sedangkan yang nyetirnya adalah alam bawah sadarnya secara otomatis *kayak bernapas*. untungnya gua adalah penumpang sekaligus pengendara 2 jenis kendaraan, jadi lumayan pahamlah soal ini....</li>
<li style="text-align: justify;"><b>Hujan. </b>ditambah lagu melankolis sambil tidur2an bisa membuat manusia jadi galau atau jatuh cinta. bener kan ya? tapi akan lebih bermanfaat lagi kalo suasana kayak gini (+ kopi anget) digunain untuk nyari inspirasi. oiya, kalo suasanya sepi, bisa lebih ajib.</li>
<li style="text-align: justify;"><b>Boker. </b>Percaya atau nggak. bukan cuma gua yang beranggapan seperti ini. guru biologi SMA gua yang kata anak2 cewe tampan dan berkharisma tapi botak di tengah kepalanya juga pernah bilang inspirasi itu biasanya dateng pas lagi <strike>e'eg</strike>. tapi gua mengakui, ketika gua berada pada posisi setengah jongkok ini biasanya macem-macem inspirasi paling banyak datang ke pikiran gua. rame-rame! serasa rebutan masuk ke otak gua! tapi sayangnya sensasi inspirasinya ilang perlahan setelah <strike>cebok</strike> dan keluar kamar mandi.</li>
<li style="text-align: justify;"><b>Mandi. </b>kata guru ngaji, setan itu banyak nongkrong di kamar mandi. mungkin setan pulalah yang berjasa memberikan inspirasi kepada kita. karena selain boker, gua ngerasa ga jarang gua dapet inspirasi pas lagi mandi di kamar mandi gua. <strike>*iyalah masak di kebun tetangga?*</strike></li>
</ol>
<div>
itu semua adalah momen-momen yang biasa mendatangkan inspirasi ke otak gua. <strike>*walaupun abis itu ilang lagi gara-gara memori otak gua kalah sama komputer masa kini*</strike>. mungkin beda lagu sama lu-lu semua. tapi percayalah inspirasi itu datang bukan karena dicari, tapi karena datang di saat yang tepat. </div>
<div>
<i><br /></i></div>
<blockquote class="tr_bq">
<i>everything comes at the right time</i> </blockquote>
<div>
<br /></div>
<div>
setuju?</div>
auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-15042564093740441142011-12-30T15:33:00.000+07:002013-05-19T17:47:38.662+07:00unyu-unyu omelette<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span"><u><br /></u></span></div>
masak adalah seni. gua udah pernah ngedenger pernyataan tsb dari SD. tapi gua baru nyadar kira-kira sepuluh taun kemudian. tepatnya setelah gua mengenal youtube.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
selama ini gua menganggap parameter makanan enak itu adalah bukan dari keunikan rasanya, tapi yang penting bisa bikin perut kenyang. gua ga pernah tertarik sama acara-acara kuliner masak-masakan yang ada di tivi. bagi gua, asal ada makanan berbentuk daging padet yang diolesin kuah coklat kentel itu adalah makanan yg terenak. karena kayaknya bisa ngebikin perut asoy...</div>
<div>
<br /></div>
<div>
adalah omelette, yg membuat gua pertama kali tertarik pada dunia masakan. awalnya gua cuma ngeliat koki-koki yg ada di hotel atau nikahan bisa bikin omelette dari telor menjadi hidangan yg menarik. caranya keliatan gampang: putih + kuning telor diaduk, terus ditambahin bumbu2, dimasak, jadi deh omelette. gua rasa gua bisa. ntar bakal gua coba di rumah.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
setelah gua coba... ternyata susah. *ralat* ternyata bukan susah, tapi emang gua yang ga bisa masak. gua gagal, omelette yg gua buat pertama kali lebih mirip telor orek buruk rupa. gua masih belom punya feeling buat ngatur api, kematengan, sama bumbu2nya... padahal cuma telor doang wei!!</div>
<div>
<br /></div>
<div>
akhirnya gua searching2 di internet deh buat nyari metode ngebuat omelette. alhasil gua mendapatkan kesimpulan; omelette adalah telor dadar versi elegan. gua makin menyadari kebodohan gua akan memasak, bikin telor dadar ga bisa... hagh. dan ternyata omelette itu punya macem2 jenisnya, tergantung dari negara mana... kalo di indonesia kan ada telor dadar yang berbau bawang berwarna merah, kalo di jepang, kanada, eropa bakal beda lagi...</div>
<div>
<br /></div>
<div>
sejak saat itu gua jadi terobsesi dengan memasak (telor).</div>
<div>
dan seiring dengan berjalannya waktu... </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div>
gua pun makin menyadari....</div>
<div>
gua ga berbakat masak.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
haha</div>
<div>
gapapa yang penting berusaha dan prosesnya.. *pepatah basi</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
bukan namanya aul kalo mudah menyerah<br />
walaupun pernah minjem telor tetangga<br />
walaupun tangan doyan banget gemeteran pas mau ngebalik masakan<br />
walaupun harus bolak-balik beli telor</div>
<div>
akhirnya gua dapat mengkreasikan masakan omelette khas chef awul!!</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtZx5p8sRm9e_lKrH8zANOaEbutlk7B0L4aqCrZoMXgsTBOCkIEda8w9XoayiLw-sp6x5Ds_QgGKF1wEcbXzDsS0wZ6DEAINhJn4vg2UgdSPus_Is6dgaP93wyeY7AVfjYSypRVU168BM/s1600/telor+bruger.JPG"></a></div>
</div>
<blockquote>
<div>
<div style="text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtZx5p8sRm9e_lKrH8zANOaEbutlk7B0L4aqCrZoMXgsTBOCkIEda8w9XoayiLw-sp6x5Ds_QgGKF1wEcbXzDsS0wZ6DEAINhJn4vg2UgdSPus_Is6dgaP93wyeY7AVfjYSypRVU168BM/s1600/telor+bruger.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5669330763530952786" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtZx5p8sRm9e_lKrH8zANOaEbutlk7B0L4aqCrZoMXgsTBOCkIEda8w9XoayiLw-sp6x5Ds_QgGKF1wEcbXzDsS0wZ6DEAINhJn4vg2UgdSPus_Is6dgaP93wyeY7AVfjYSypRVU168BM/s320/telor+bruger.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 169px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; text-align: center; width: 320px;" /></a></div>
</div>
<blockquote>
<div style="text-align: center;">
<i><span class="Apple-style-span">unyu-unyu omelette!</span></i></div>
</blockquote>
</blockquote>
<blockquote>
<div style="text-align: center;">
<i><span class="Apple-style-span"></span></i></div>
</blockquote>
<div style="text-align: center;">
<i><span class="Apple-style-span"></span></i></div>
<div>
hmmmm.... emang gua sepakat sama lu semua... ga ada unyu-unyunya, penampilannya amatiran... bahkan kata mojo lebih frontal; "apaan sih itu ul jijik gua, kuah2nya kayak encer-encer kayak *****... ".</div>
<div>
<br /></div>
<div>
haha no mather-lah yg penting semua org yg udah nyoba bilang ini rasanya oke untuk ukuran 0melette.. haha.. luar keliatan jijik dalemnya maknyus. hohoho *banggain diri sendiri*</div>
<div>
<br /></div>
<div>
mau tau rahasia yg ada didalemnya?? </div>
<div>
maaf ini resep lebih rahasia dari resep krusty krab... hahahahaha *ngelawak tapi ga lucu* (-___-)</div>
<div>
<br /></div>
<div>
eh gua juga pernah ngebuat versi bintangnya loh</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhClVljSbcN6iFDMV1qCUWIiFb7-pnW114pzvmxyRlDOaX8L7jvs-doLcpsUhhF6mSRs3ulej9LoGWkEpxWxQyoCM0VdaBKJU28Q4v420CH0xIyIHYLRd9AqGst5sr4PRWhyphenhyphen2MAFuVjCf4/s1600/DSC01283-2.JPG"></a></div>
<blockquote>
<div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhClVljSbcN6iFDMV1qCUWIiFb7-pnW114pzvmxyRlDOaX8L7jvs-doLcpsUhhF6mSRs3ulej9LoGWkEpxWxQyoCM0VdaBKJU28Q4v420CH0xIyIHYLRd9AqGst5sr4PRWhyphenhyphen2MAFuVjCf4/s1600/DSC01283-2.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5669330765157249042" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhClVljSbcN6iFDMV1qCUWIiFb7-pnW114pzvmxyRlDOaX8L7jvs-doLcpsUhhF6mSRs3ulej9LoGWkEpxWxQyoCM0VdaBKJU28Q4v420CH0xIyIHYLRd9AqGst5sr4PRWhyphenhyphen2MAFuVjCf4/s320/DSC01283-2.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 132px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; text-align: center; width: 320px;" /></a></div>
<div>
</div>
</blockquote>
<div>
<div style="text-align: center;">
<i>patrick star omelette</i></div>
</div>
<div>
<br /></div>
auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-23808613213042202252011-12-23T16:11:00.000+07:002011-12-23T16:11:00.319+07:00Asal Usul Coconut Session<br />
adanya yang nanyain apa maksud dari judul blog gua?<br />
<div style="text-align: -webkit-auto;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEBsYPWgYB-ZnE3mqluOGd3aUFQnzCZ0CVSrxb799hHwWF9y0iHNy8gEQRAShe9hJf2q2LpVMpTyeUjA1JxEA0veV7LnEBAqj5MalMF7zOWp2rmJDaSIobFJWFYM77CzL-gMCTKnG4_4w/s1600/kelapa+pantai+2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="199" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEBsYPWgYB-ZnE3mqluOGd3aUFQnzCZ0CVSrxb799hHwWF9y0iHNy8gEQRAShe9hJf2q2LpVMpTyeUjA1JxEA0veV7LnEBAqj5MalMF7zOWp2rmJDaSIobFJWFYM77CzL-gMCTKnG4_4w/s320/kelapa+pantai+2.JPG" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
"<i>Coconut Session?"</i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
oiya ternyata gua lupa nyeritain. *tepok jidad*<br />
<br />
asal mula nama<i> coconut session</i> itu ga seperti lagu-lagunya Jason Mraz yang <i>"avocado session"</i>. kalo itu kan maksudnya lagu-lagu tersebut lahir pas doi lagi di kebun alpukat. sedangkan blog gua kan berjudul <i>Coconut Session</i>... tapi gua mana punya kebun kelapa??<br />
<br />
jadi begini...<br />
artinya sendiri adalah sesi kelapa.<br />
maksudnya adalah sesi saat kita menikmati buah kelapa.<br />
ngerti maksudnya? belum kan? bagus.<br />
<br />
jadi coba lu bayangin saat lu lagi duduk di tepi pantai.<br />
sore sore sambil menikmati Sunset yg perlahan tenggelam..<br />
ditemenin kelapa muda yang udah dipotong sama abangnya..<br />
sambil ngorek-ngorek dagingnya pake sendok <i>alumunium stainless steel.</i>.<br />
terus ombak yang terlihat saling berkejaran..<br />
ditemani burung camar yang terbang diatasnya ..<br />
ngeliatin para peselancar amatir yang jatuh mulu..<br />
dan bocah2 yang dilarang emaknya main karna air udah pasang..<br />
trus ada bule berbikini yang lagi tiduran di pantai.. *loh jadi porno*<br />
<br />
sedangkan lu menikmati semuanya bersama buah kelapa segar<br />
mengerti kan??<br />
<br />
jadi gua menganggap saat-saat gua menulis di blog ini seperti gua menikmati buah kelapa.<br />
<br />
saat-saat lu ngetik itu seperti sedang minum air kelapa<br />
saat mencari inspirasi itu seperti saat lu ngorek2 daging kelapa.<br />
saat lu pencet CTRL+T dan ngebuka situs2 yang lain itu sama kayak lu nikmatin pemandangan sekitar pantai<br />
<br />
jadi intinya saat-saat gua ngeblog memiliki sensasi yang sama saat gua menikmati buah kelapa di pantai. dan kalo pas gua dipantai ada orang yang ngeliat gua lagi makan kelapa, berarti sama aja saat ada orang yang lagi baca blog gua.<br />
<br />
oke, clear?<br />
mari makan buah kelapa.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3Uk00N5SnZzPXRfeHi8iZ41UrZ4RWq573nNz-cJ_f0_rRPHX_iVLMuWK_inn_faFXiZLT_0dE2y4rKtzFBdQDSnE0oV4sH_GEmXS4QFtlDqIKYFSyG1xmFetFpOiNHIiP5fqYvCH4gQ4/s1600/khasiat-air-kelapa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="132" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3Uk00N5SnZzPXRfeHi8iZ41UrZ4RWq573nNz-cJ_f0_rRPHX_iVLMuWK_inn_faFXiZLT_0dE2y4rKtzFBdQDSnE0oV4sH_GEmXS4QFtlDqIKYFSyG1xmFetFpOiNHIiP5fqYvCH4gQ4/s200/khasiat-air-kelapa.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
bye.auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-75234732343189559392011-12-20T16:30:00.000+07:002011-12-20T16:30:03.574+07:00Blog Walking<div style="text-align: justify;">
<br />
gua yakin kebanyakan yang baca blog ogut ini adalah orang-orang yg juga punya blog. yah wajar. itu merupakan salah satu budaya apresiatif yang lahir secara alamiah diantara para blogger. dengan melihat blog orang mereka juga bisa dapet ide-ide baru tentang apa yang mau ditulisnya dan juga bisa mengkoreksi tentang kekurangan blognya. begitu juga dengan gua. gua adalah blogwalker sejati. terutama untuk melintas di blog teman-teman gua. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
menulis di blog itu lebih ribet daripada nulis di FB atau twitter. semua orang bisa dgn gampang cerita-ceritaan atau curhat di socmed itu. tapi belum tentu gampang kalo nulisnya melalui blog. karna perlu persiapan macem-macem. yah lu semua tau lah... yang gua perhatiin selama ini adalah orang-orang yang doyan nulis akan mudah untuk ngeblog, karena itu sudah merupakan hobinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
seperti emak gua. emak gua pernah memiliki blog yang sangat laku dibaca untuk kawasan Indonesia, tapi dalam domain wordpress. dari gua masih bayi sampai SD, emak gua emang doyan banget nulis cerita diary gua berempat bersaudara dalam buku diary kecilnya. gua sendiri sering ketawa bacanya. dan sekarang emak gua melanjutkan hobinya dalam dunia maya. dan dengan hobinya ini emak gua udah lumayan populer di dunia Maya karena blognya. FYI, blog emak gw bercerita tentang budaya perempuan dan Minang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
sedangkan gua? apakah gua doyan nulis?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
kagak. gua sadar diri, gua ga terlalu suka nulis. tapi gua berusaha untuk suka. gua doyan baca-baca tentang cerita kehidupan orang, terutama yang mengenai temen gua sendiri. dan inilah yang menyebabkan gua suka untuk membaca blog temen-temen gua, tapi males untuk ngebuat blog *ini aja gua ngeblog karena nganggur blom dapet kerjaan* karna menurut gua, ada beberapa hal yang bisa kita dapetin kalo kita ngeBlogwalking:</div>
<div style="text-align: justify;">
<ol>
<li><b>Point of view. </b>kita bisa melihat dunia melalui sudut pandang orang lain. ini yang gua paling suka dari blogwalking. seperti menyadarkan kita bahwa kehidupan kita ini bukan terbentuk dari persamaan linear aja tapi udah sampai pada persamaan kompleks yang mencakup berbagai dimensi. contohnya darot. di blognya dia suka nulis tentang pandangannya tentang berbagai hal yang dia liat dengan lumayan menarik. dan gua suka karena bisa melihat apa yang dipikirkan <a href="http://themanwithluckystrike.blogspot.com/">darot</a> tentang pandangannya terhadap kehidupan.</li>
<li><b>Curhatan.</b> sebagian besar orang ngeblog adalah untuk curhat. gua suka ketika temen gua nulis curhatannya dengan gayanya masing-masing. beda kalo curhat lewat FB atau twitter yang isinya udah jelas keliatan dan singkat. kalo lewat blog, peluang bereksplorasinya lebih besar walaupun belum tentu yang baca banyak. contohnya: <a href="http://mymelancholism.blogspot.com/">aldo</a>, junior gua di elektro ini ngebuat gua ketagihan ngebaca puisi2nya di blognya sekedar utk nebak apa maksud dari puisinya itu. dia juga ngingetin gua sama <a href="http://penyesalandatangbelakangan.blogspot.com/">cebi</a>, temen satu bangku gua selama SMA yang juga keren dalam nulis puisi di blognya. </li>
<li><b>Lawakan. </b>orang yang udah bisa ngelawak dalam blognya sudah pasti akan menjadi blogger populer. kebanyakan lawakan-lawakan model sekarang lahir karena kebodohan si penulis. contohnya <a href="http://radityadika.com/">Raditya dika</a> atau <a href="http://www.benablog.com/">Benablog</a> yang pasti udah populer dikalangan blogger2 SMA karena tingkahnya bodoh. mungkin gua bakal malu kalo beneran punya temen2 kayak gitu... tapi ada temen gua, <a href="http://nienju.blogspot.com/">nanien</a>, yang mungkin tujuannya ngeblog bukan ngelawak, tapi kebanyakan tulisan2nya bisa ngebikin ngakak karena gaya nulisnya yg emang bisa bikin orang ketawa.</li>
</ol>
<div>
sebenernya ada masih ada lagi tipe tulisan yang bikin gua tertarik buat ngebacanya. yaitu tulisan yang nyeritain tentang travelling keliling Indonesia atau keliling dunia. sebenernya gua lebih tertarik sama jalan-jalan keliling Indonesia karena ada banyak tempat di negri kita ini yang oke yang harusnya kita sendiri harus bisa lebih menghargainya. tapi makin sering ngebaca cerita orang travelling ngebikin gua iri hati. karena sensasi ngebaca petualangan travelling orang lain itu hampir mirip saat ngeliat gebetan diambil orang, bikin patah hati, iri hati, dengki, dan galau... kapan gua bisa nyusul???<br />
<br />
hah.</div>
</div>auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-77544749343381015342011-12-16T17:00:00.000+07:002011-12-16T17:00:07.082+07:00Ancaman Palsu (part 3 - last part)lebih baik sebelum baca yang ini, lu baca dulu yang part 1 sama part 2-nya ya! (^^)<br />
<br />
<br />
<b>ringkasan cerita sebelumnya:</b><br />
<blockquote class="tr_bq">
Bocah hitam kecil akhirnya menemukan ide untuk mengisi waktunya di sore itu. Ia mengambil amplop dan tissue yang diberi aroma parfum, lalu dimasukannya surat ancaman palsu yang ditujukan kepada kakaknya. Satu jam lebih dia menunggu, tetapi kakaknya belum datang juga. Akhirnya ia tertidur di saat matahari akan terbenam... Ketika tidur, kakaknya datang. Sayangnya amplop tersebut ditemukan lebih dahulu oleh Emaknya... dan dari sini masalah dimulai. Sang kakak pun ditodong berbagai pertanyaan dari Babe..."</blockquote>
<br />
<div style="text-align: center;">
======= ======= =======</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Matahari sudah semakin sekarat. Sinar merahnya seperti menggambarkan kondisi di rumah saat itu. Bocah kecil hitam mulai terbangun. Ia melihat jam dinding. Ternyata ia baru tidur setengah jam. Namun pikirannya masih setengah sadar. Yang ia ketahui hanyalah kenyataan bahwa ia masih memakai celana pendek merah seragam sekolah dasarnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya bocah itu malas untuk mandi. Tidak seperti kakaknya, kecepatan mandi bocah ini hanya sepertiga dari waktu mandi kakaknya itu. Mandi koboi! Koboi itu keren! Berarti mandi koboi itu keren, pikirnya. Analogi yang sama sekali tidak nyambung. Namun bocah itu tidak peduli.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia beranjak dari kamarnya. Terdengar suara adzan magrib dari Masjid seberang danau belakang rumahnya.Ia ingin melihat ke jendela, ke arah Masjid tersebut, ingin mengetahui sudah seberapa gelap saat itu. Ternyata matahari belum sepenuhnya tenggelam. Seperti menggambarkan musim kemarau yang akan datang di akhir bulan April ini, matahari yang terlambat tenggelam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu bocah itu melihatnya dan memperhatikan. </div>
<div style="text-align: justify;">
Ia bertanya dalam hati, mengapa kakak dan Babenya berada di kamar ujung, duduk saling berhadapan? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian ia bertanya kepada Emaknya...</div>
<div style="text-align: justify;">
"Ma, Da Ulil sama Papa lagi ngapain disana?" tanyanya dengan polos.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Udah, kamu ga usah tau... mandi aja sana dulu! udah magrib ini!" jawab emaknya dengan tegas.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bocah Hitam kecil itu pun menuruti emaknya dan segera mengambil pakaian untuk mandi. Walaupun sedikit penasaran dengan apa yang terjadi di kamar ujung tersebut, namun bocah itu tidak peduli, cuek seperti biasa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mandi selesai.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan cepat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ma... tolong ambilin andokk dong!!!"</div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti biasa bocah itu selalu membawa pakaian ketika mau mandi, tapi selalu lupa membawa handuk. Akhirnya si bibi datang dari belakang (dapur) membawa handuk untuk bocah hitam itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selesai mandi bocah tersebut beranjak ke ruang tengah. Ia ingin menonton sinetron langganannya yang dimulai setelah maghrib.Ruang tengah berada disamping ruang ujung, sehingga terlihat kembali kakak dan Babenya yang masih duduk berhadapan, membicarakan sesuatu, namun tidak jelas sedang membicarakan apa. Yang pasti kakaknya sedang dimarahi oleh Babenya saat itu, duganya. Ia tidak peduli, yang bocah itu inginkan saat itu adalah menonton TV. Tapi ketika dia baru duduk, tiba-tiba emaknya datang. Emaknya melarang menonton TV di ruang tengah untuk waktu itu saja. Kelihatannya pembicaraan di ruang sebelah memang penting sehingga menonton TV saja tidak boleh, pikir bocah itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya si bocah hitam pergi ke kamar emaknya untuk menonton televisi, berusaha untuk tidak ikut campur atas apa yang sebenarnya terjadi di ruang ujung itu. Walaupun sebenarnya penasaran. Bocah itu pun menonton televisi dengan santai sambil tiduran di kasur emak-babenya. Rencana yang dibuatnya dua jam sebelumnya dilupakan begitu saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak sampai setengah jam menonton TV, Tiba-tiba di teringat sesuatu. Sesuatu yang seharusnya ia ingat. Sesuatu yang seharusnya tidak penting, tapi menjadi penting karena sudah menjadi niat. ya, Amplop itu!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya dia mengingatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aliran darahnya tiba-tiba mengalir cepat. Bukan karena sudah menyadari apa yang terjadi, tapi karena bersemangat ingin mengerjai kakaknya dan melihat reaksinya. Si bocah keluar kamar dan mencari amplop tadi. Dia melihat ke ruang tengah. Babenya sudah tidak di ruang ujung lagi. Sekarang si Babe terlihat sedang menelepon. Dan kelihatannya tidak hanya menelepon satu orang, tapi banyak orang. Sedangkan bocah itu masih mencari amplop tersebut sembari melihat wajah tidak santai dari kedua orang tuanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Amplop itu tidak ada.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seingatnya, dia telah menaruh amplop tersebut di atas kulkas. Tapi sekarang sudah hilang. Mungkin sudah dibuang sama bibi tadi sore, dikira sampah, pikirnya. Yasudahlah apa pula yang bisa diakibatkan oleh amplop iseng seperti itu?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya Ia tidak melanjutkan pencarian terhadap amplop tersebut. Ia ingin makan, karena belum makan dari tadi sore. Sedangkan Babe masih mondar mandir membawa kunci mobil seperti ingin pergi ke luar rumah. Bocah itu merasa ingin bertanya apa yang sedang terjadi, tapi pasti dilarang. Ia pun makan dengan santai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sembari memasukan sendok yang berisi nasi dan potongan daging ayam, dia bertanya kepada si bibi.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Bi, liat amplop putih yang tadi ditaro di atas kulkas ga?!"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bukannya bibi yang menjawab, tiba-tiba mata seluruh penghuni rumah seperti mengarah ke arah si bocah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Loh!? Aulia tau darimana amplop itu?" tanya emak dengan memasang mata melotot penasaran</div>
<div style="text-align: justify;">
"Kamu tau amplop putih itu?" si kakak kali ini ikut bertanya</div>
<div style="text-align: justify;">
"Kamu tau siapa yang ngirim, liat mukanya nggak!?" sekarang si Babe masang muka tegang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masakan sore itu entah mengapa terasa begitu nikmat. Rasanya membuat mulut tidak ingin berhenti mengunyah makanan. Bocah itu pun menjawab dengan makan yang masih dikunyahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ya taulah orang tadi sore <i>Iya* </i>ngebuat surat itu buat ngerjain da ulil... ceritanya dari Tenny gitu, biar Da Ulil percaya... hehehe..."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semua terlihat menghela nafas. Namun masih tersirat muka kesal di wajah si Babe dan Emak. Ternyata mereka berdua telah menyangka si Kakak sedang di ancam oleh pengedar narkoba. Disangka narkoba karena terdapat tissue yang berbau aneh yang diselipkan pada amplop tersebut. Kebetulan sedang maraknya isu pengedaran narkoba di kompleks perumahan. Jadilah si Kakak yang akhirnya diinterogarsi oleh si Babe tentang tissue itu. Walaupun sudah menyangkal, tapi Babe masih tidak percaya, dan lebih yakin atas dugaannya terhadap tissue berbau tersebut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah itu si Babe langsung menelepon tetangga hingga saudara-saudara yang ada di Jakarta, sekedar mengingatkannya untuk lebih berhati-hati terhadap pengedaran narkoba. Bahkan si Babe juga bilang ke mereka semua bahwa si Kakak sudah menjadi korban! Fantastis. Bila si Bocah hitam itu telat memberitahukan dalam 5 menit, maka si Babe sudah ada dikantor polisi untuk melaporkan dugaan atas amplop bertisue tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya si Kakak menjadi tenang karena semua masalah telah <i>clear</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
Selanjutnya giliran si Bocah hitam yang diinterogasi ruang tamu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>* TAMAT *</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Keterangan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>* </b>"<i>Iya" </i>merupakan panggilan diri sendiri bocah hitam ke orang tuanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-87985794073543056802011-12-12T12:07:00.000+07:002011-12-12T12:07:01.108+07:00Masak sama anjing!<br />
Ada satu channel yang gw suka buka pas lagi ngeyutub: yaitu <i>Cooking with Dog</i>!!<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<i>Cooking with Dog</i> merupakan salah satu channel di Youtube yang berisi video-video masakan ala Jepang. <i>Host </i>acara ini terdiri dari dua; seorang ibu-ibu tua yang sudah cukup cakap dalam hal memasak dan seekor anjing pudel abu-abu yang <strike>cukup buruk rupa, *menurut gua*</strike>. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxu4lyGPPmPLgTn4ytVpAaQ52Waag8D7wuX4NE1Cq0uuzFaYv7G4ExWB1pa7D23E3EM3POzPgJ-fcQFEa4dkowm25J3XUXyqlJQ2t1S1TTD9HuMYwe5dKwnLNdkzbyXOa-g2kx0RiopbY/s1600/cooking+with+dog.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="193" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxu4lyGPPmPLgTn4ytVpAaQ52Waag8D7wuX4NE1Cq0uuzFaYv7G4ExWB1pa7D23E3EM3POzPgJ-fcQFEa4dkowm25J3XUXyqlJQ2t1S1TTD9HuMYwe5dKwnLNdkzbyXOa-g2kx0RiopbY/s320/cooking+with+dog.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i>si pudel dan si ibu Jepang</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi apa fungsi anjing ini? soalnya anjingnya kan ga bisa masak, cuma duduk ngeliatin disamping koki ibu-ibu itu. Menurut gua sih, fungsi anjing itu sendiri adalah sebagai ciri khas dari acara ini. Supaya orang-orang selalu inget dengan acara ini kalo mau liat video masakan di youtube. Coba bayangin bagaimana acara ini kalo ga ada anjingnya? pasti jadi acara masak biasa kan? Nah, itulah gunanya anjing pudel itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti yang kita tahu, masakan Jepang merupakan salah satu masakan di dunia yang memiliki tampilan yang menarik dan unik. Tampilan visualnya selalu dibuat maksimal, supaya bisa menggoda iler tumpah dan membayangkan rasanya mengunyah dan menelan masakan tsb, walaupun pas dicoba belum tentu suka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu juga dengan <i>cooking with dog</i> ini. Video-video yang ditampilkan berhasil memukau para penontonnya dengan tampilannya. Cara penyampaiannya sistematis dan efektif ditambah dengan skill matang yang dimiliki si ibu jepang, sehingga proses memasaknya terlihat mudah dan mudah dimengerti.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Awalnya gua ga tertarik sama yang namanya masak-memasak, tapi kira-kira setahun yang lalu, pas lagi puasa-puasa ga ada kerjaan, gua iseng-iseng nyari video masakan di youtube buat sedikit melepas dahaga. *<i>Ya Allah ampuni dosa hambamu ini</i>*. Dan ternyata setelah melihat video-video itu, gua malah jadi tambah laper... dan akhirnya timbullah obsesi gua supaya bisa masak masakan-masakan jepang yang keliatan gampang itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena saat itu gua ga bisa masak, jadi gua mencoba masakan yang paling gampang dulu, yaitu omelette! atau dalam bahasa Indonesianya: Telor Dadar! tapi omelette itu bermacam-macam... oleh karena itu, gua pun berpatokan sama video cara bikin omurice-nya <i>cooking with dog</i>... nih contoh video omuricenya:</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/WTf5EgVY5uU?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
juga ada dorayaki, makanan favoritnya doraemon... keliatan gampang sih, tapi pas dicoba gagal mulu. </div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<object class="BLOGGER-youtube-video" classid="clsid:D27CDB6E-AE6D-11cf-96B8-444553540000" codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=6,0,40,0" data-thumbnail-src="http://3.gvt0.com/vi/11rMEA0_L8c/0.jpg" height="266" width="320"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/11rMEA0_L8c&fs=1&source=uds" />
<param name="bgcolor" value="#FFFFFF" />
<embed width="320" height="266" src="http://www.youtube.com/v/11rMEA0_L8c&fs=1&source=uds" type="application/x-shockwave-flash"></embed></object></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
masih banyak banget video-video <i>cooking with dog</i> yang lain. sampai sekarang tiap kali ngeliat videonya, hati gua jadi labil.... pengen juga ikut-ikutan ngebuat. walaupun sampai sekarang skill masak gua masih terbatas di masakan telor. heuh.<br />
<br />
yassalam.auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-87792053070250785002011-12-09T17:00:00.000+07:002011-12-09T17:00:02.713+07:00Ancaman Palsu (part 2)<br />
lebih baik sebelum baca yang ini, lu baca dulu yang part 1-nya ya! (^^)<br />
<br />
<b>ringkasan cerita sebelumnya:</b><br />
<blockquote class="tr_bq">
Bocah hitam kecil akhirnya menemukan ide untuk mengisi waktunya di sore itu. Ia mengambil amplop dan tissue yang diberi aroma parfum, lalu dimasukannya surat ancaman palsu yang ditujukan kepada kakaknya. Satu jam lebih dia menunggu, tetapi kakaknya belum datang juga. Akhirnya ia tertidur di saat matahari akan terbenam...</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jam menunjukan pukul 17.20. Sedikit lagi waktu maghrib akan datang. Sang kakak baru saja pulang dengan memakai seragam SMP dengan baju yang dibiarkan keluar dari celana pendek birunya. Ia merasa lapar. Dibukalah tudung saji di meja makan. Anak tersebut mengambil piring yang ada di meja dan memakan apa saja yang ada di meja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Brrmm..." terdengar suara mobil berhenti di garasi. Emak dan Babe sudah pulang kantor. Anak itu pun selesai makan. Tak perlu basa basi, setelah mencuci makan ia langsung ke kamar mandi untuk menyegarkan bau keteknya setelah berada di sekolah satu hari penuh. Ia tidak mau kena omelan emak babenya karena belum mandi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Emak masuk ke rumah melewati dapur depan. Ada hal yang ia ingin bicarakan dengan bibi di dapur. Setelahnya, ia mengecek isi kulkas sore itu. Seketika matanya teralih oleh sepucuk surat yang diselipkan dalam kantong kulkas. Ia mengambilnya, penasaran untuk siapa surat ini. Lalu ia membukanya....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Si bocah hitam masih tertidur pulas di kamarnya....</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
* * *</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Si kakak memiliki kebiasaan mandi yang lama. Ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan melakukan semua aktivitas yang dapat dilakukan di kamar mandi. Baru sekitar 15-20 menit kemudian ia keluar dari kamar mandi.... segar, pikirnya. Lalu ia ingin segera menonton sinetron yang akan tayang setelah maghrib nanti. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tetapi tiba-tiba... </div>
<div style="text-align: justify;">
"Ulillll!!! kemari....." Babenya memanggil namanya dengan tegas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Babe sedang duduk dikamar ujung memanggilnya. Kamar ujung ini memang seperti namanya, berada di ujung bagian rumah. Dikelilingi oleh jendela yang menghadap ke arah danau yang ada di belakang rumah. Bila sore datang, maka seharusnya akan terlihat bayangan matahari tenggelam. Sungguh indah. Cahaya matahari yang masuk lewat jendela membelakangi si Babe membuat bayangan Babenya seperti siluet saat itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ya?? apa pa?" tanya sang kakak kepada babenya.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Duduk disini.." ucap babenya dengan dingin diselipkan sedikit ketenangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anak itu pun duduk bingung ada apa yang terjadi. Mungkin babenya ingin memberikan sedikit nasehat tentang keseriusannya menghadapi Ebtanas nanti. Tapi apa masalahku? pikirnya. rasanya aku lumayan serius untuk menghadapi ujian akhir nanti. apakah karena aku terlalu banyak bermain dengan teman-temanku? atau karena kegiatan ngeband yang sering aku lakukan untuk perpisahan nanti? atau ada hal yang lainnya?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Ulil, apakah ada yang Ulil sembunyikan dari mama papa selama ini?" tanya Babeku dengan lembut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Deb! jantungku berdetak keras seketika. Ada apa ini? Apakah Babe menduga aku mengambil uangnya diam-diam? atau mengira aku sedang <i>backstreet </i>dengan teman sekolahku? atau mungkin Babe mengira aku punya masalah di sekolah? ada apa ini?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Nggak pa... emang ada apa sih?"</div>
<div style="text-align: justify;">
"Bukan begitu... maksud papa, Ulil ga usah menyembunyikan masalah yang sedang Ulil hadapi..."</div>
<div style="text-align: justify;">
"Emang ga ada apa kok... emang ada apa sih??"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Babenya diam sejenak. Lalu melanjutkan pertanyaannya..</div>
<div style="text-align: justify;">
"Ulil pernah di ancam nggak sama orang lain gitu?"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anak itu jadi bingung. Seingatnya dia tidak punya masalah yang besar dengan teman-temannya. Apalagi sampai ancam-mengancam. Apalagi orang lain. Paling hanya tukang angkot yang meneriakinya gara-gara uangnya kurang lima ratus rupiah. Itu pun sudah terjadi cukup lama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Nggak pa.."</div>
<div style="text-align: justify;">
"Beneran...? Ulil ga usah bohong, apalagi sama orang tua.... makin berat nanti dosa Ulil kalo berani berbohong sama orang tua..."</div>
<div style="text-align: justify;">
" Beneran kok emang ada apa sih Ulil ga ngerti!?"</div>
<div style="text-align: justify;">
"....." bapaknya terdiam sejenak.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Ulil kenal sama yang namanya Tenny?" lanjutnya</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>(bersambung lagi)</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-49690303280616907132011-12-05T21:29:00.000+07:002011-12-05T21:29:00.642+07:00Hanya saya yang bertahan dengan Esia<br />
jaman dulu kan orang-orang pada punya 2 hape... GSM dan CDMA<br />
tapi sekarang kebanyakan orang udh ninggalin CDMA krn kalah bersaing sama <i>bbm-</i>nya <i>BB.</i><br />
<br />
mungkin tren masa kini udah berubah, jadinya: Blackberry dan Android / I-Phone... ya gak? ya gak?<br />
*padahal sama2 GSM*<br />
<br />
<br />
di jaman <i>Bebe-</i>an gini emang masih adakah orang purba yang masih mengandalkan CDMA??<br />
percaya atau nggak, tapi mohon percayalah...<br />
orang purba tersebut masih ada...<br />
<br />
yaitu... <i>orang yang punya blog ini.</i><br />
kasian banget yak?<br />
miskin.. hehehe<br />
<br />
banyak orang yang bertanya ke gw, kok ga beli GSM aja??<br />
gua selalu jawabnya:<br />
<i>"belum butuh... ga efektif punya hape dua"</i><br />
<i>"gua ga mau jadi orang yang autis twitteran lewat hape mulu"</i><br />
<i>"ntar liat pas dah kerja... bosnya pake GSM apa, ntar baru gua samain"</i><br />
<br />
jawaban itu gua buat supaya keliatan keren aja, biar orang-orang ngeliat gua berpikir "ohh... aul itu orangnya efektif yahhh". hoho.... tapi, sebenernya ada alasan tersembunyi dibalik itu semua..<br />
<br />
oke flashback aja...<br />
<br />
gua pernah dirampok waktu awal taun 2006. waktu itu gua sama <a href="http://penyesalandatangbelakangan.blogspot.com/">chebi</a> berniat baik untuk membeli bahan-bahan praktikum kimia di WTC Serpong. tapi datang si penjahat yang mengancam kami berdua. sayangnya dengan segala kepolosan dan kebodohan gw saat itu, gw berhasil diperdaya oleh penipu yang mukenya tergolong alay itu. <i>N-Gage QD</i> gw diambil, padahal itu baru 3 bulan dan gua beli pake uang tabungan lebaran. <i>sejak saat itu gua trauma membeli hape yang bagus-bagus.</i><br />
<br />
dan sejak saat itu gua sering berganti-ganti hape GSM, tapi tetep aja palingan yang murah-murah atau sisa-sisa abang atau babe gw.<br />
<br />
pas masuk kuliah hape gua dobel, GSM murah dan Esia huawei *<i><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">yang katanya radiasinya tinggi</span></i><br />
<br />
terakhir gw pakai GSM yaitu Juli 2008. GSM gw ilang gara-gara kemalingan waktu tidur di kos. tapi gw ga sedih2 amet sih, soalnya hapenya kalo dijual 100rb pun rasanya ga laku. sejak saat itu gua ga berniat untuk beli hape gsm lagi, dan akhirnya hanya esia yang selalu nemenin gw.<br />
<br />
sampe sekarang ini gua udah 4 kali ganti CDMA. tapi nomornya tetep.<br />
<br />
<ol>
<li>Esia Huawei monochrome. HP ini kemalingan waktu gw tidur di kos. bareng2 sama GSM terakhir gw.</li>
<li>Esia Huawei yg layarnya ijo. tapi gara-gara jatoh waktu main futsal di kampus, layarnya pecah cuma keliatan 1/4nya doang. dijulukin temen2 <i>Esia Super-extra-mini-screen .</i></li>
<li>Esia Huawei layar ijo juga, tapi satu bulan kemudian keypadnya error, terlalu sensistif, digoyang2 dikit bisa <i>unlock </i>sendiri, ditiup sedikit bisa tiba-tiba nelpon orang lain. pernah tiba-tiba ngirim 30an sms kosong ke alumni elektro 1995. heuh. *memalukan*. dijuluki <i>Esia sensor angin</i> sama temen-temen.</li>
<li>Esia ZTE C321. 199rb. setelah 3 bulan, keypadnya sedikit rusak, susah diteken karna jari2 gua yang perkasa. jadi gua sering menggunakan pulpen buat ngetik sms, gayanya seperti <i>hape</i>nya Faiz yg <i>touchscreen</i>.. karna itulah <i>hape</i> ini dijulukin <i>Esia Touchscreen</i> sama temen2..</li>
<li>Esia ZTE C321 (lagi). sampai sekarang belum ada problem. hape ZTE ini sebenernya buat flexy, tapi ga tau gimana caranya diotak-atik orang jadi juga bisa dipakai esia. hape gw yg satu ini punya keunggulan tahan banting. terbukti udah ratusan kali jatuh sampai terkoak-koak tapi ga ada kerusakan yang berarti.</li>
</ol>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS4KmPyGVfSZ6KDCEgkUFS3jLGCUSezuonENJV14lMpEiUK-0ftQbNR2Ip3-UD_LB-zVTON4qcmH43KV9OhlHe5vi6ElJJfIissMat1SBFDcLL_Mcp5OFSqRfx0PocPBN0a7jSNtBfiog/s1600/C321_big.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjS4KmPyGVfSZ6KDCEgkUFS3jLGCUSezuonENJV14lMpEiUK-0ftQbNR2Ip3-UD_LB-zVTON4qcmH43KV9OhlHe5vi6ElJJfIissMat1SBFDcLL_Mcp5OFSqRfx0PocPBN0a7jSNtBfiog/s200/C321_big.jpg" width="83" /></a></div>
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
<i>ZTE gw yg perkasa</i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
sekarang gw berpikir mencari nomor GSM buat kerja nanti. bagusan apa yak? Telkomsel, XL, IM3, Atau Axis??</div>auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-89971575232091650652011-12-02T17:00:00.000+07:002011-12-02T17:00:00.449+07:00Ancaman Palsu (part 1)<br />
ohye! gua mau cerita lagi nich..<br />
<br />
bukan tentang pengangguran, bukan juga tentang gitar-gitar gua. tapi kali ini gw mau cerita tentang "Legenda Amplop Bertissue". belum pernah denger? ya pastinya... karena ini mengisahkan tentang kisah nyata kebodohan anak SD kecil item amit-amit... anak itu kira2 berumur 12 tahun.... lu berpikir kalo itu gua kan!?!? hehehehe... bener, itu gw.<br />
<br />
ga panjang-panjang kok, total latarnya ceritanya cuma berkisar 3 jam saja.<br />
yasudah kita mulai saja cerita ini...<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
======== ========= ========</div>
<br />
alkisah dahulu kala...<br />
<i>ketika WTC masih berdiri di NY...</i><br />
<i>ketika Shevcenko muda masih di Milan...</i><br />
<i>ketika F4 digandrungi oleh remaja hingga emak-emak...</i><br />
<i>dan ketika majalah Bobo menjadi RollingStonenya bocah SD...</i><br />
hiduplah seorang bocah kecil imut-imut (imut= item mutlak). bocah itu duduk di kelas 6 SD. Suatu hari bocah SD itu baru saja pulang dari "pemantapan EBTANAS SD" di sekolahnya. <br />
<br />
Saat itu jam menunjukan pukul 16.07. *ngasal*. Bocah tersebut masuk kerumahnya dengan semangat dan riang gembira. Dilemparkannya tas hitam yang kebesaran untuk ukuran bodinya ke atas kasurnya. Lalu dipeluknya guling dan bantal dan tidur terlentang menatap atap kamarnya yang kosong. Dia terdiam terpaku. Dia bosan, tidak tahu apa yang mau dilakukannya. Adik dan kakaknya belum pulang saat itu. tidak ada teman untuk bermain bola kaki di halaman depan sore ini, pikirnya. Dia pun bangkit dari tidurnya dan berkeliling di dalam rumahnya mencari sesuatu yang bisa dilakukannya. Hingga bocah itu menemukan satu kotak amplop yang masih utuh, belum dipakai.<br />
<br />
"sayang banget ini amplop, masih putih bersih, belum kepake ..."<br />
"... dan kayaknya ga bakal kepake" pikirnya.<br />
<br />
Akhirnya bocah hitam manis itu mengambil satu lembar amplop saja dan meletakan kembali kotak amplop tersebut di tempatnya semula. Tapi ia masih tidak tahu akan digunakan untuk apa amplop tersebut.<br />
<br />
Tiba-tiba secercah ide cemerlang datang ke kepalanya. Ia berpikir akan membuat lelucon untuk kakaknya. Kakaknya berumur beda tiga tahun dari bocah tersebut, berarti sedang duduk di kelas 3 SMP. Saat ini sang kakak masih berada disekolahnya, juga untuk mengikuti latihan tambahan untuk Ebtanas SMP.<br />
<br />
Bocah tersebut segera mengambil buku tulis yang ada di tasnya dan mencabut kertas tengah dari bukunya tersebut.lalu dengan segera ia menulis apa yang sedang dipikirnya saat itu:<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
kepada:<br />
Ulil Amri<br />
Hey Ulil! Serahkan uang 50.000 paling lambat minggu depan ke gue! kalau tidak mau bayar liat saja akibatnya nanti...<br />
TTD<br />
Tenny</blockquote>
<div style="text-align: right;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Itu saja yang ditulisnya. Bocah tersebut tidak cukup pandai dalam membuat surat ancaman palsu yang bisa membuat kakaknya panik.Maklum karena dia memang baru mempelajari membuat surat di cawu 1 lalu. Surat tersebut ia lipat dan memasukannya ke dalam amplop tadi. tapi ada yang kurang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Logika kriminalnya mulai bekerja. Ia merasa ada yang kurang bila hanya sehelai kertas saja yang dimasukan ke dalam amplop tersebut. Ia mulai berpikir apa lagi yang harus dimasukannya. Tidak sampai satu menit ia sudah mendapatkannya. Bocah hitam tersebut berjalan setengah melompat-lompat ke arah ruang tamu. Ia mengambil beberapa lembar tisue lalu melipat dan memasukannya ke dalam amplop.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Masih kurang..." pikirnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masih kurang puas dengan kerjaan yang tidak berguna tersebut, lalu ia berbalik menuju kamar orang tuanya mencari sesuatu. Dan dapat! ia mengambil parfum emaknya, dan menyemprotkannya ke tisue tersebut. tidak hanya itu, ia mencampurkannya dengan berbagai wangi-wangian yang ada dalam meja rias kamar orang tuanya. Dan akhirnya, Sempurna!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu ia meletakan Surat bertisue tersebut ke atas kulkas bersama tumpukan surat lainya. Sekarang bocah tersebut pergi ke ruang keluarga untuk menonton TV sembari menunggu kakaknya datang. "Kalo Da Ulil dateng, bakal aku kasih suratnya dan ngeliat bagaimana reaksinya nanti..." gumamnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hampir satu jam berlalu. Bocah tersebut sudah bosan menonton TV, namun kakaknya belum juga pulang. Dia pun mengantuk. Akhirnya dia memilih tidur sebentar di kamarnya hingga kakaknya datang nanti.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i><b>(bersambung...)</b></i></div>auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com0rumah aul-6.3536012345204149 106.67415618896484-6.3614917345204152 106.66428568896484 -6.3457107345204147 106.68402668896485tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-73130413271563823112011-11-28T10:39:00.000+07:002011-11-28T10:39:00.067+07:00Kerjaan pas ngangguro yeah kerjaan<br />
pas lagi nganggur di rumah nyoba2 rekam lagu!<br />
jelek sih...<br />
<br />
tapi seenggaknya bisa dijadiin pengalaman buat ngerekam2 ke depan<br />
<br />
<br />
<object height="81" width="100%"> <param name="movie" value="https://player.soundcloud.com/player.swf?url=http%3A%2F%2Fapi.soundcloud.com%2Ftracks%2F28040867">
</param>
<param name="allowscriptaccess" value="always">
</param>
<embed allowscriptaccess="always" height="81" src="https://player.soundcloud.com/player.swf?url=http%3A%2F%2Fapi.soundcloud.com%2Ftracks%2F28040867" type="application/x-shockwave-flash" width="100%"></embed> </object><br />
<br />
mau dibilang jelek ya bebas...<br />
gua ga ngerasa punya suara bagus<br />
dan ga sama sekali bercita2 jadi musikus<br />
<br />
cuma buat kepuasan pribadi.<br />
<br />
caoauLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-50488865513335159512011-11-24T15:33:00.000+07:002011-11-24T15:33:00.385+07:00Hilang<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFSxmaumooc_4uoRbAsVEmMV29PK-Vt613WtRkUjVwaCDC0zTZrrNUPg0INOMatzBCdwI1hmWq0jcSiENMeGL0cCEK_siGDpo4NaxRHMpDsX_ccOCOpacRf86DhopndzqL_OJDW75RCKI/s1600/yon.JPG"></a><br />
Helo helo, gua ngeposting lagi...<br />
<br />
kali ini gua mau nyeritain tentang kegalauan gua. bukan sama orang, tapi sama Yoko Ono, gitar gue. Mungkin gua dikata ga normal kali ye, gara2 keliatan lebih sering galau sama benda mati daripada sama cewe. Bodo amat, soalnya gua bukan tipe org yang mau ngegembor2in ttg lovestorynya ke publik, mungkin cuma 3 atau 4 org doang yg tau, dan gua rasa itu udah cukup. Mending dikatain gila.<br />
<br />
<span class="Apple-style-span" style="-webkit-text-decorations-in-effect: underline; color: #0000ee;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5669261877947010866" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFSxmaumooc_4uoRbAsVEmMV29PK-Vt613WtRkUjVwaCDC0zTZrrNUPg0INOMatzBCdwI1hmWq0jcSiENMeGL0cCEK_siGDpo4NaxRHMpDsX_ccOCOpacRf86DhopndzqL_OJDW75RCKI/s200/yon.JPG" style="cursor: pointer; float: left; height: 200px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 10px; margin-top: 0px; width: 150px;" /></span>Yoko Ono atau biasa disebut YoNo udah pernah gua ceritain di postingan gua sebelumnya. Kalo lu udah baca, gua yakin lu udah paham bagaimana pengaruh YoNo di kehidupan gua. Dan bagaimana rasanya kalo benda yang paling lu sayangin itu ilang? sedih? iyalah....<br />
<div>
<br />
Selama beberapa tahun gua bersama YoNo belum pernah ada konflik yang berarti (Iyalah doi benda mati). Peristiwa yang paling menggegerkan palingan pas gua kelas 2 SMA, dimana YoNo terjatuh dengan sangat keras sekali sehingga menimbulkan lecet sebesar 6 cm persegi di bagian bawah . Setelah itu gua kapok, dan selalu hati-hati menjaga gitar gua itu. Tapi selang bertahun-tahun kemudian, tepatnya tahun 2011 ini, YoNo sedikit berulah! dua kali berulah!! Ulahnya karna doi ngilang tanpa alesan jelas. Oke gua jelasin kronolgisnya.<br />
<br />
1. Ilang di kabin Siar RTC<br />
RTC UI FM (Radio Telekomunikasi Cipta) merupakan rumah kedua gua kalo dikampus. gimana nggak, ruangan ber-AC, (dulu) Internet kenceng nyala terus, Ada TV, Bantal, Full-Music, dan banyak orang... jadi ga bakalan kesepian. Jadi di RTC ini menjadi tempat kepercayaan gua untuk menitip si YoNo. Semua kolega RTC pun pasti udah tau kalo ada gitar akustik coklat, itu pasti si YoNo. Untuk keamanan, si YoNo biasa gua taro dalem supaya meminimalisir niat orang klepto nyolong (soalnya harus masuk2 ke dalam dulu).<br />
<br />
Tapi awal Juli 2011, pas gua mau ngejemput YoNo pulang ke rumah, tiba-tiba doi ngilang begitu aja! gua kira dipinjem. soalnya kata Akbar Barjow, katanya satu jam sbelum gua dateng, ada anak dengan ciri2 berikut ngambil gitar gua:<br />
1. kepala botak cepak,<br />
2. Agak item, tapi ga seitem gua,<br />
3. Agak gendut tapi ga segendut Akbar Barjow (iyalah siapa yg bisa ngalahin?)<br />
4. Pake baju MU merah yang sponsor AON<br />
anak itu (kata barjow) tiba2 dateng masuk kabin ngambil gitar, terus nngeloyor gitu aja sambil bilang ke barjow: "Ini gua pinjem dulu ya..." dan kemudian begitu saja. Lah gua jadi takut kan, apalagi Barjow ga kenal orang itu, dikira dia anak baru... sumpah saat itu gua stress, gua tanya sana sini ga ada info yang berarti. Ada yg bilang dipinjem anak-anak Kersos dibawah, ada yang bilang mungkin dipinjem anak KAPA, trus si bebe bilang mungkin itu Moritz penyiar baru RTC saat itu), tapi pas gua tanya-tanya nomor Moritz ke anak2 juga ga ada jawaban... jadi gua pasrah aja nunggu kabar besok siapa tau udah balik.<br />
<br />
Hari demi hari gua nanti dengan bersabar... sampe gua emosi sendiri gara-gara kebayang kalo emang ada maling masuk kabin RTC terus dengan niatnya ngambil gitar gua!! hadeuhh... satu minggu berlalu tanpa ada kabar yg jelas... dan gua pun pasrah gitar gua ilang...<br />
<br />
Setelah satu minggu berlalu, dgn kondisi gua yg udah stabil dan pasrah, tiba-tiba gua dapet telpon... dari Moritz!! ternyata si YoNo beneran ada di dia, dipinjem buat tugas gitu... (bener juga kata bebe waktu itu). akhirnya besoknya gua ngejemput YoNo dgn suka cita dan ngebawa balik doi ke rumah...<br />
*bahkan krn ngerasa bersalah atas kegalauan gua, Moritz sampe ganti senar YoNo yg udah buluk... halah sebegitukah orang2 melihat kegalauan gua??? padahal emang mau gua ganti senarnya.<br />
<br />
<br />
3. Ilang pas PSB<br />
PSB adalah pelepasan sarjana baru, dimana junior2 ngasih persembahan buat para senior yang baru aja di wisuda. kebetulan saat itu gua lagi bawa YoNo sama prudence buat rekaman video angkatan. Satu minggu itu gua full sibuk ngebuat video angkatan bareng Aas, Burhan, Bayu (walaupun ngerjainnya sendiri-sendiri sih...). Nah, pada malam abis wisuda, gua kan nginep di RTC buat begadang ngerjain video angkatan... jadi malem itu gua cuma tidur sejam doang padahal baru aja wisuda!! *pagi sama siang tidur lagi satu jam juga sih... hwehwe... jadi pikiran gua saat itu adalah ngejer deadline buat ngebikin video angkatan... sambil minjem jasa leptop baru TJ!! hahaha gila tije udah punya leptop!<br />
<br />
Nah, pas siangnya dateng gerombolan hewan-hewan; Wilman, Kidut, Irwansah, Chagun, Rudi dll mau numpang ke RTC sebentar nungguin PSB dimulai. Tapi akhirnya udah kebaca: Ngeganggu konsentrasi gua!! (ga usah dijelasin sebabnya, heehe). Jadi daripada ngeganggu gua, gua suruh deh mereka bawa gitar gua YoNo & Prudence buat latian nanti PSB. Mereka pun cabut! dan gua bekerja lagi....<br />
<br />
<br />
Pas kerjaan gua udah kelar, gua ga kepikir sama sekali sama gitar-gitar gua... soalnya selain bikin video, gua harus dateng ke wisuda vokasinya cusi, indah, afif, marsya dll. abis itu gua juga keasikan ngerekam video anak2 pas PSB. akhirnya gua pun lupa sama gitar gua! nah pas selesai nonton video angkatan kerjaan gua sama temen2, tiba2 gua inget... Gitar gua dimana ya?<br />
<br />
Mampuslah gua... abis gua nyari sana sini... cuma prudence yang keliatan! YoNo ilang lagi entah kemana! Gua minta panitia PSB, mereka juga gatau, gua cari informasi lewat twitter+FB, juga ga ada respon.... intinya sejak malam itu, gua gak pernah bertatap muka lagi dgn YoNo *backsound sedih*<br />
<br />
<br />
Kegalauan gua pada saat itu ga seperti kehilangan yang pertama. Klo yg ilang wkt di RTC itu penuh emosi... tapi yang ini lebih melankolis.... soalnya gua pernah berpikir, mungkin perpisahan wisuda ini bukan cuma dengan temen2 gw doang, tapi juga dengan gitar tercinta gua... *backsound biola paling sedih*<br />
<br />
Kali ini gua udah langsung pasrah, walau masih berharap Yoko Ono akan kembali ke pelukan gue... berhari-hari gua ga dapet info yang jelas soal keberadaan YoNo, hari demi hari, minggu demi minggu.... <i>nothing</i>.<br />
<br />
akhirnya gua bener2 pasrah<br />
<br />
gua berharap gitar gua yang satu lagi, Prudence, bisa menggantikan kehadiran YoNo diharihari berikutnya..</div>
<div>
<br /></div>
<div>
sampe tibalah satu hari... </div>
<div>
*dua minggu setelah kejadian YoNo menghilang*</div>
<div>
<br /></div>
<div>
ceritanya gua mau ngambil jaket gua yang ketinggalan di <a href="http://rtc.ui.ac.id/">RTC</a> abis dari tes kerja Astra di FISIP. eh pas gua nyampe RTC ternyata udah dikunci, jadi gua harus ke satpam buat ngambil kunci RTC di satpam teknik. eh pas lagi ngambil, tiba-tiba muncul sekilas bayangan gitar yang gua kenal di dalem ruangan satpam. lagi berdiri di depan meja dalam setengah kegelapan. dan benar, itu Yoko Ono, <i>my beloved guitar. </i></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Yeah!</div>
<div>
kalo jodoh ga kemana...</div>
<div>
<br /></div>
<div>
akhirnya gua bilangin sama satpam disitu kalo itu gitar gua, dan satpamnya langsung ngetes gua dengan pertanyaan2 ciri2 gitarnya... dan langsung gua jawab dgn sigap! bahkan gua ngasih tau cacat-cacatnya yang ga diketahui sama satpamnya sendiri... hwehwe, dan satpamnya takjub dan percaya siapa pemiliknya. tapi gua perlu nunggu besoknya buat ngambil Yoko Ono, karena satpam yang nemuinnya belum datang dan perlu ada semacam konfirmasi gitulah....</div>
<div>
<br /></div>
<div>
pas gua tanyain satpamnya mengenai kronologis kejadian... ternyata satpamnya nemuin gitarnya sendiri begitu aja di rotunda teknik. ga ada yang merhatiin.... gila.... sebenernya gua jadi kesel. berarti temen2 gua yang gua pinjemin ga bertanggungjawab atas gitar yg gua pinjamkan ke mereka. giliran hilang, gua yang pusing, dan mereka ga peduli. tapi yasudahlah, saat itu gua udah kesenengan nemuin gitar gua balik. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
dan yg penting gw ga akan melakukan kesalahan yg sama.</div>auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-53906811093340803692011-11-20T15:33:00.000+07:002011-11-20T15:33:00.120+07:00YoNo dan Prudence<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span"><u><br /></u></span></div>
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj10u9P1FVBVZYcbJmkdQaswGqMP5qUh4cpNCRAK7LHTfj48xRI3UyJmb82lztuZRtnicvn-cixObfVxaQoRB9vwQ5uayPBXLyJH9GqmI135yPxUJEJKcP2ePwV97FE4_b4qs-RQ-DlDlE/s1600/pru.JPG"></a><br />
<div>
<span class="Apple-style-span">Oke kali ini gua akan menceritakan mengenai riwayat hidup 2 sohib karib gua yang selalu menghibur gua di saat gua butuh, ga pernah ngomel2, ga pernah ngebuat emosi, dan tentu sekseh abiss, yaitu:</span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span"> </span></div>
<div>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span"><br /></span></div>
<div>
<span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 16px;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDnalVX7IBYr5cpdMBNcrZlghEwDlTeM8326MbNBdg7KPs_VXpXbSp4tq3x4cL66Ryi9xGJnoOEKb30ZEcxctMZroR-Qa90gUYbnE3LmWRF5BMjohBuRn-8fZD3ir-sxgDp61diaAPtIQ/s1600/Yon%252Bpru+2.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5669236380634378242" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDnalVX7IBYr5cpdMBNcrZlghEwDlTeM8326MbNBdg7KPs_VXpXbSp4tq3x4cL66Ryi9xGJnoOEKb30ZEcxctMZroR-Qa90gUYbnE3LmWRF5BMjohBuRn-8fZD3ir-sxgDp61diaAPtIQ/s320/Yon%252Bpru+2.JPG" style="cursor: pointer; display: block; height: 180px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; text-align: center; width: 320px;" /></a></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<i><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">YOKO ONO dan PRUDENCE!!</span></i></div>
</div>
<div>
<br />
<span class="Apple-style-span">yep, mereka berdua adalah gitar ogut. Yang tentu aja jenisnya juga beda; aubrey gitar klasik nylon, kalo prudence gitar string... aubrey coklat, prudence item... aubrey yamaha, prudence allegro... jadi bener2 beda!!! (halah) Yaudahlah gua yakin lu percaya, jadi sekarang akan gua jelasin ttg biografi mereka berdua...</span><br />
<br />
<span class="Apple-style-span"><br /></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: large;">Yoko Ono</span></b></span></div>
<br />
<span class="Apple-style-span"><b><br /></b></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span">Yoko Ono atau biasa disebut YoNo adalah gitar klasik senar nylon, dengan merk Yamaha C-390. Cukup Standar, ga murahan dan ga mahalan, pas buat org pas2an kayak gw lah. Ogut mengenal Yono sekitar awal tahun 2005, pas gua kelas satu SMA. Seinget gua, Yono ini datang dengan... Tidak diKehendaki!!</span></div>
<span class="Apple-style-span"><br /></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span">Maksudnya, pada waktu ogut kelas 1 SMA, ogut cuma punya satu gitar klasik abal yg ga bermerk... tapi yasudalah itu udah cukup bagi gua untuk bermain2 sehari-hari. gua ga berharap lebih... Tapi takdir berkata lain!!!</span></div>
<span class="Apple-style-span"><br /></span><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5669231482233211538" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPOIvZKQzMj5PVTsnd2kL-IMhtkVuT5aG3PwM4DY5tvUMt7tsojJmL82V5DzMK8m8qLnFyt2U_AGXcKab2fY1BTurJBbRteuSHDcpX_I66Bt_lRC6N1yx5sQ6-x1g7wBvQzmmI8PTfwjY/s200/yon.JPG" style="cursor: pointer; float: left; height: 200px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 10px; margin-top: 0px; width: 150px;" /><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span">Suatu ketika, keluarga gw mau menghadiri acara nikahan keluarga. Pada saat itu juga ada sodara gua, Gita-bija, datang ke nikahan. FYI, biasanya kita berdua sering dimanfaatkan org tua kami buat jadi pengisi acara gratisan di acara keluarga... doi nyanyi, ogut bergitar. Nah, pas acara nikah ini mau mulai, tiba-tiba babe ogut suruh kita nampil bareng gita... gua bingung, krn gw ga bawa gitar, eh malah disuruh nampil... eh, ternyata babe ogut udah beli gitar baru, tanpa izin anaknya!! dan nyuruh kita nampil begitu aja! padahal belum tentu gitarnya bagus... tapi pas gua ngeliat gitarnya, gatau kenapa hati gua merasa terhipnotis untuk berkata "yaudah deh gapapa satu lagu aja".... dan akhirnya gw sama gita nampil bawain satu lagu: Bunda, tapi untuk selanjutnya gitarnya itu bakal jadi milik ogut... selamanya... hehehe...</span></div>
</div>
<div>
<span class="Apple-style-span"><br /></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span">Udah 6 tahun lebih gua ditemenin YoNo, dia saksi bisu bagaimana perkembangan permainan gitar gua. jari-jari gua dah hapal bagaimana ukuran gagangnya, bunyi kayunya, sampe cacat2nya. Udah bbrp inpirasi yg dateng dari dia. Dia yang selalu nemenin gua di kamar pojok ngeliat danau belakang rumah, nemenin belajar SPMB, nemenin gua sendiri di atap EC pas, bahkan pas patah hati! pokoknya YoNo itu benda mati yg paling baek sama gw...</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span"><br /></span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b>Prudence</b></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"><b><br /></b></span></div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj10u9P1FVBVZYcbJmkdQaswGqMP5qUh4cpNCRAK7LHTfj48xRI3UyJmb82lztuZRtnicvn-cixObfVxaQoRB9vwQ5uayPBXLyJH9GqmI135yPxUJEJKcP2ePwV97FE4_b4qs-RQ-DlDlE/s1600/pru.JPG" style="font-size: medium;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5669231488319476402" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj10u9P1FVBVZYcbJmkdQaswGqMP5qUh4cpNCRAK7LHTfj48xRI3UyJmb82lztuZRtnicvn-cixObfVxaQoRB9vwQ5uayPBXLyJH9GqmI135yPxUJEJKcP2ePwV97FE4_b4qs-RQ-DlDlE/s200/pru.JPG" style="cursor: pointer; float: left; height: 200px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 10px; margin-top: 0px; width: 150px;" /></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span">Prudence merupakan gitar produk buatan Indonesia asli (YoNo juga sih..). Spesialis senar string, warnanya item seksi, merk Allegro, dan semi-elektrik. Sebenernya gua udah puas dengan YoNo, gua ngerasa ga perlu beli gitar lain.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span">Tapi suatu ketika, Maret 2010, gua mengunjungi Bandung, iseng-iseng dateng ke BABE (Barang Bekas) yg ada di jalan Martadinata, Bandung. Nah sebenernya disitu gua ga berencana belanja apa-apa, namanya juga iseng2.... </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span">nah, pas lagi iseng2 ngeliat-liat gitar tiba-tiba gua ngeliat satu gitar aksutik semi-elektrik warna item, masih bersih banget, dan bentuknya unik gak kayak gitar-gitar akustik pada umumnya. Karena penasaran, terus gua coba mainin deh gitarnya dan ternyata suaranya pun unik... lebih ke arah gitar listrik dibanding gitar string akustik. Dan fix, gua langsung jatuh cinta sama ini gitar. Bukan karena suaranya bagus (masih banyak sih gitar yg punya suara lebih bagus), tapi karena bentuknya unik banget (ga 'banget' juga sih) dan gak pernah gua temuin dimana pun. Selain itu gitar ini jenisnya akustik string semi elektrik. (kebetulan gua belum punya gitar jenis kayak itu). Akhirnya, keputusan gua bulet... gua pecahin tabungan gua dari hasil keringet nyari duit lewat survey PLN sampe tinggal 100 rb doang di rekening. Dan gua pulang bersama Gitar Item Seksi itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span">Kalo nama Prudence diambil dari mana?? oiya, setelah gua bawa pulang ini gitar, gua sempet berpikir buat ngasih nama ke gitar gua ini. Awalnya gua sempet manggil dia dengan sebutan "Elly". Ide namanya sebenernya cukup ngasal. Diambil dari nama merk "ALLEGRO", ambil kata "ALLE"nya aja, terus "dari kata ALLE" diubah jadi "ELLY" biar lebih feminim. Maaf kalo cara berpikir gua saat itu relatif pendek. Tapi kemudian gua nonton salah satu film musikal terbaik (menurut gua): "Accross The Universe". Jujur gua jatuh cinta sama itu film gara-gara sukses ngegambarin lagu-lagu beatles ke jalan cerita yang endingnya lumayan keren (menurut gua lagi). Di salah satu film tersebut ada satu adegan dimana para pemainnya nyanyiin satu lagu Beatles, yaitu: "Dear Prudence", dan darah gua selalu mengalir pas nonton bagian itu, liriknya kayak gini nih:</span></div>
<blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span">" Dear Prudence, won't you come out to play</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span">Dear Prudence, greet the brand new day</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span">The sun is up, the sky is blue</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span">It's beautiful and so are you</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span">Dear Prudence won't you come out to play</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span">...."</span></div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span">liriknya sih keliatan biasa aja. Tapi pas dimainin di Accross The Universe, bulu kuduk gua merinding... Fix gua suka lagu ini. Dan Fix gua langsung ngeganti nama gitar item gua itu dengan nama "PRUDENCE". Untuk artinya ga usah gua jelasin disini... cari aja di google. pokoknya merupakan nama yang oke! *bukan nama asuransi - prudential*</span><br />
<span class="Apple-style-span"><br /></span><br />
<span class="Apple-style-span"><br /></span><br />
<span class="Apple-style-span">okeh!?</span><br />
<span class="Apple-style-span">jadi itulah duo gitar kepunyaan gw.</span><br />
<span class="Apple-style-span"><br /></span><br />
<span class="Apple-style-span">sekian.</span></div>
</div>auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6460383562551549881.post-12752629170521317132011-11-17T15:44:00.000+07:002011-11-17T15:44:00.615+07:00balada insinyur labil<br />
pada dasarnya manusia adalah makhluk yang ga pernah puas.<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
dikasih segelas air air, mintanya lautan<br />
dikasih segenggam cinta, malah minta rembulan<br />
*dangdud yeah*</blockquote>
<br />
<div style="text-align: justify;">
sifat ga pernah puas ini juga bisa mencerminkan pengangguran saat ini... lohh kok akhir2 ini gua sering bahas pengangguran? ya karena yg punya blog lagi nganggur! oke, kita langsung ke Taufik aja... *topik maksudnya*</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
===========================</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
dari yang gua liat, sebelum gua dan teman2 gua diresmikan sebagai Insinyur (baca: wisuda), udah banyak yang nyari-nyari kerja, walaupun sebenernya masih belum tau apakah pekerjaan tersebut merupakan yang terbaik buat kita2? karena mungkin saja ada yang lebih baik dari pekerjaan yang datang lebih awal tsb. memang sih anak2 yang udah dapet kerja sebelum wisuda kebanyakan adalah yang tergolong pinter2 (maksudnya lebih pinter dr gw - <strike>banyak dong?</strike>). tapi menurut gua mereka bisa mendapatkan yang lebih baik kalo mau menunggu... iya sih sampe sekarang belum ada yang nyusul gelombang kedua, gara2 belum ada pengunguman yang resmi diterima atau nggak. tapi ya terserah sih... gua yakin, mereka udah dewasa, punya pertimbangan matang untuk memilih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
(oiya lupa sebelumnya gua disini khusus ngomongin temen2 gua yang peminatan Power, *kalo yang telkom dll kan udah bikin geng kipas merah... heheh)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
nah disamping itu banyak para mantan wisudawan yang masih menunggu kesempatan nyusul mereka yang udah punya duit sendiri... kayak gw! *petualang interview yeah* tapi gw ga sendiri sih, cukup banyak, mungkin ada sekitar belasan pengangguran peminatan <i>power </i>yg masih nunggu di waiting list. kalo campur peminatan lain mungkin nyampe 30an kali ya... dan mereka seperti yang kita tau "PENGEN KERJA WOI!".</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
tapiii ternyata, setelah hampir 2 bulan masa pengangguran ini, gua mulai ngedenger suara2 mereka yang udah kerja. mereka pingin punya waktu santai lagi. gimana enggak? sebelum wisuda udah kerja, belum sempet menikmati waktu istirahat setelah menggeluti satu tahun skripsi + seminar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
jadi yang nganggur mau kerja.</div>
<div style="text-align: justify;">
yang udah kerja mau nganggur?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
ya ya ya ya ya... mungkin maksudnya bukan nganggur, tapi break time sejenak buat istirahat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
===========================</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
kalo lu males baca bagian atas, langsung aja baca kesimpulannya, yaitu: </div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
mahasiswa yang baru lulus pengen cepet2 dapet kerja. tapi pas udah dapet kerja rasanya mau nganggur lagi. </blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
maklumlah, mahasiswa kan berada pada fasa labil dari seluruh fasa kehidupan manusia.</div>
<div style="text-align: justify;">
*emang iya?* *tau darimana?*</div>
<br />
sekian.auLhttp://www.blogger.com/profile/06319301770923883458noreply@blogger.com0